87 Pesen Pedagang dan Masyarakat Setuju Revitalisasi Pasar Tabanan

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Tabanan I Gede Urip Gunawan.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Tabanan I Gede Urip Gunawan.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan terus mempercepat rencana revitalisasi Pasar Tabanan atau Pasar Induk Gudarata Singasana.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Tabanan I Gede Urip Gunawan mengatakan, pihaknya telah dilakukan tahapan Real Demand Survey (RDS) kepada pedagang serta masyarakat untuk mendapatkan data akurat baik dari aspek pembiayaan, manfaat dan dampak sosial pembangunan pasar nantinya.

“Survei dilakukan kepada perwakilan masyarakat sekitar 1.300 orang dan pedagang 400 orang lebih. Hasilnya 87 persen menyetujui adanya revitalisasi pasar,” ujarnya, Rabu (4/10/2023).

Baca Juga:  Diduga Terpeleset Saat Mandi, Nenek 83 Tahun Ditemukan Tewas di Irigasi Subak

Dia menyebut, setelah tahapan survei ini akan dilanjutkan ke tahapan konsultasi publik. Dalam tahapan ini, pihaknya akan membuat kesepakatan dengan masyarakat, tim akademisi dan instalasi terkait yang selanjutkan akan dituangkan dalam berita acara.

“Rencananya tanggal 19 Oktober ini akan dilakukan konsultasi publik yang melibatkan pedagang serta instansi terkait,” ungkapnya.

Terkait relokasi pedangan selama proyek berlangsung, pihaknya menyiapkan dua opsi yakni pertama dengan pembangunan bertahap sehingga pedagang tidak dipindah. Kedua, para pedagang direlokasi di Pasar Adat Bongan yang bersebelahan dengan Polsek Tabanan atau di lahan Kejaksaan Tinggi di kawasan Pasar Dauh Pala, Kecamatan Tabanan.

“Dua opsi relokasi tersebut masih dipertimbangkan,” sambung Urip.

Baca Juga:  1.154 Orang PPPK Guru dan Penyuluh Pertanian Ikuti Orientasi 

Dia juga menambahkan, besaran estimasi biaya revitalisasi pasar seluas 1,6 hektare dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp1 triliun tersebut belum dipastikan.

Estimasi biaya tersebut diketahui setelah adanya pertemuan dengan tim KPBU untuk penyusunan dokumen prastudi kelayakan proyek beberapa waktu lalu.

“Anggarannya 1 triliun itu baru studi pendahuluan. Rencananya pada Desember 2023 mendatang baru final. Jadi (anggaran) bisa bertambah atau berkurang,” jelasnya. (ana)