Sebagai Wadah Promosi Budaya Tradisional, Bupati Sanjaya Hadiri Festival Desa Delod Peken

Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, menghadiri sekaligus memberikan dukungan langsung Festival Budaya Desa ke-5 yang diadakan oleh masyarakat Desa Delod Peken, Tabanan, Jumat, (14/7/2023).
Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, menghadiri sekaligus memberikan dukungan langsung Festival Budaya Desa ke-5 yang diadakan oleh masyarakat Desa Delod Peken, Tabanan, Jumat, (14/7/2023).

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Festival Budaya Desa mampu menjadi wadah untuk mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya tradisional. Terlebih, ajang ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar dan memahami lebih dalam tentang budaya mereka sendiri.

Oleh sebab itu, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, menghadiri sekaligus memberikan dukungan langsung Festival Budaya Desa ke-5 yang diadakan oleh masyarakat Desa Delod Peken, Tabanan, Jumat, (14/7/2023).

 

Event yang dipusatkan di Gedung Kesenian Ikonik I Ketut Maria Tabanan itu, turut dihadiri Ida Tjokorda Anglurah Tabanan, Anggota DPR RI I Made Urip, Ketua DPRD Bali N. Adi Wiryatama, Ketua DPRD Tabanan dan beberapa anggotanya, Sekda, para Asisten dan Kepala Badan, Kepala Dinas, dan Kepala Bagian terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Tabanan, Perbekel, Bendesa Adat serta tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga:  Jelang Masa Tenang Pilkada 2024, KPU Tabanan akan Turunkan APK Melanggar Aturan

Selaku wakil pemerintah, Bupati Tabanan, Sanjaya memberikan apresiasi terhadap Festival Budaya Desa Delod Peken. Apalagi festival ini melibatkan masyarakat, terutama para seniman dan Sekaa Teruna juga komunitas di Banjar Adat setempat yang diyakini akan memperkuat identitas budaya lokal serta memberikan kesadaran akan pentingnya tradisi, seni, adat, praktik budaya yang ada, dan juga perkembangan ekonomi masyarakat.

“Mudah-mudahan Festival Desa Delod Peken dan nantinya Festival Desa Dauh Peken, Desa Dajan Peken, membuka peluang bagi masing-masing Banjar Adat, sehingga menjadi rame di Tabanan. Adanya festival ataupun kesenian dalam festival adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dari krama, oleh krama, untuk krama, sebagai penikmatnya, inilah salah satu manfaatnya,” ujar Sanjaya.

Ia menambahkan, keterlibatan semua pihak sangat penting dilakukan, apalagi festival merupakan wadah mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya tradisional.

Sehingga, generasi-generasi mendatang mempunyai kesempatan untuk belajar dan lebih memahami tentang budaya sendiri, terlebih Desa Delod Peken dulunya memiliki maestro seni yang gaungnya sampai ke mancanegara yang harus terus diregenerasi.

Baca Juga:  KPU Tabanan Petakan 3 Wilayah Ini Rawan Bencana di Pilkada Serentak 2024

Disamping itu, maestro seni Tabanan I Ketut Maria yang melegenda dengan Tari Oleg Tamulilingan, Tari Gebyar Duduk hingga Tari Terompong.

Sanjaya berharap melalui Festival ini akan lahir kembali legenda-legenda baru yang mengikuti jejak maestro seni terdahulu, sehingga tidak menjadi kenangan semata. Begitu juga kedepannya Sanjaya sangat berharap ajang seperti ini menjadi suatu kebanggaan yang terus dilakukan secara terus menerus kedepannya.

Sebelumnya, I Gede Komang Restan Wisnawa selaku Perbekel Desa Delod Peken, menyampaikan, Festival ini diselenggerakan sebagai bentuk kontribusi Desa Delod Peken mewujudkan visi Pemkab Tabanan menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM).

Baca Juga:  Diskusi dengan Anak Muda, Sengap Singgung Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengelolaan Lingkungan

Untuk itu, sesuai arahan Bupati, dikatakan ajang kali ini melibatkan semua pihak termasuk lintas Agama ataupun Etnis, Sekaa Teruna dan komunitas yang ada di seluruh Banjar Adat yang ada di Desa Delod Peken.

Yang mana kegiatan tersebut secara visualisasi dibuka dengan kayonan yang memiliki makna atau simbol sebagai sumber kehidupan. Pentas seni budaya yang ditampilkan diantaranya, Tari Maskot Desa Delod Peken, yakni Tari Abhipraya Prabawa, Pelangi Nusantara dan INLA Hidup Nan Semarak dari Maetrea, Pementasan Rebana Yayasan Al-Amin, Barong Sae dari Wihara Dharma Catra, Pementasan Gemaradiri dari GPDI serta pementasan Wushu dari Sasana Wushu Genta Dewata. (rls)