Tonjolkan Budaya Lokal, Festival Jatiluwih Digelar 22-23 Juni 2023

Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri terbuat dari anyaman bambu yang ada di FestivaL Jatiluwih 2023.
Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri terbuat dari anyaman bambu yang ada di FestivaL Jatiluwih 2023.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Setelah sempat diundur pada Juni lalu akibat jadwal yang bertepatan dengan Bulan Bung Karno, Festival Jatiluwih akan digelar pada 22 – 23 Juli ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Asisten Manager Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih I Gede Made Alitoya Winaya.

“Kami sudah audiensi dengan Bapak Bupati dan di-support. Tanggal 22 Juni dilakukan opening ceremony dan 23 Juni penutupannya,” ujarnya, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga:  Jatiluwih Dinobatkan Sebagai Desa Terbaik Dunia Versi UN Tourism

Alit menjelaskan, konsep pergelaran festival masih sama dengan rencana awal yakni mengangkat kearifan lokal dengan menonjolkan aktivitas pertanian di Subak Jatiluwih.

“Karena bulan Juli ini bertepatan dengan masa petani mulai menggarap sawah sehingga aktivitas metekap (membajak sawah) yang diangkat dalam festival,” jelasnya.

Selain itu, sambung Alit, festival akan dimeriahkan dengan hiburan seperti tari-tarian, baleganjur kreasi dari yowana setempat. Selanjutnya, juga ada pameran produk UMKM dari masyarakat Desa Jatiluwih, seperti beras merah dan juga produk turunannya.

“Jadi hampir 80 persen mengangkat kearifan lokal di Jatiluwih,” ungkapnya.

Baca Juga:  Cawabup Sengap Soroti Infrastruktur Jalan Antosari-Sanda Pupuan Terabaikan

Adapun tempat pergelaran festival akan dipusatkan di Jatiluwih Space. “Untuk pengunjung yang ingin menonton akan dilayani dengan shuttle bus atau bisa juga menyewa sepeda yang disewakan oleh warga,” imbuh Alit.

Pihaknya berharap, dengan dilaksanakan festival ini bisa menjadikan DTW Jatiluwih tetap eksis dikenal oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Sementara itu, Alit menyebut, kunjungan wisatawan di DTW Jatiluwih mengalami peningkatan. Saat ini, rata-rata kunjungan per hari mencapai 900 orang sedangkan pada Juni lalu hanya mencapai 700 orang per hari.

Baca Juga:  Warga Pupuan Hilang Usai Sembahyang di Kebun, Tim Gabungan Masih Lakukan Pencarian

“Kunjungan didominasi wisatawan asing dari Eropa yakni hampir 70 persen dan sisanya wisatawan lokal,” sebutnya. (ana)