Putri Koster Ajak Pedagang Kain Jual Tenun Produksi Klungkung

Putri Koster saat menghadiri fashion show di Festival Semarapura 2023.
Putri Koster saat menghadiri fashion show di Festival Semarapura 2023.

PANTAUBALI.COM, KLUNGKUNG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, menghadiri fashion show pada Semarapura Festival Ke-5 di Monumen Ida Dewa Agung Jambe, Klungkung, Sabtu (29/4/2023).

Fashion show tersebut memperagakan rancangan dua designer Klungkung yaitu The Majestic of Wastra dan Luh Putu Indayani.

Dalam sambutannya, Putri Koster menyebut salah satu kewajiban Dekranasda Bali adalah mengontrol kerajinan sandang yaitu kain tenun yang ada di Bali. Klungkung merupakan salah satu daerah yang memiliki sentra tenun di Bali selain Karangasem dan Jembrana.

Baca Juga:  Kandang Ayam di Klungkung Terbakar, Kerugian Capai Rp 2 Miliar

Untuk melestarikan tenun Bali, meminta para pedagang kain di Klungkung menjual hasil tenun dari para penenun Klungkung dan bukan menjual kain dari Troso atau kain bordir yang meniru motif-motif songket.

“Klungkung dari jaman kerajaan, masyarakat desanya sangat tekun menenun, seperti tenun rangrang, endek dan cepuk. Ini merupakan warisan yang adiluhung dan harus dilestarikan bersama dengan cara para penenun harus terus berproduksi maka dari itu pedagang kain harus menjual kain tenun dari para penenun. Sehingga ini bisa terus lestari,” kata Putri Koster.

Baca Juga:  Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Kota Tabanan

Ia juga berpesan kepada Bupati Klungkung agar para pedagang benar-benar diedukasi untuk menjual tenun hasil karya penenun Klungkung. Sehingga para penenun yang ada di Klungkung semakin semangat untuk menenun.

Menurut Putri Koster, permasalahan yang ada saat ini adalah lesunya keinginan masyarakat untuk menenun karena hasil produksi mereka tidak laku terjual. Kebanyakan para pedagang memilih menjual kain yang datangnya dari luar.

Baca Juga:  Kecelakaan Maut di Perempatan Tohpati Denpasar, Seorang Anak Tewas

Untuk mengatasi permasalahan ini, ia mengajak masyarakat untuk menenun, menjual, dan memakainya sehingga regenerasi tenun berkembang dengan baik.

“Mari bangga memakai produk lokal karena seleranya Internasional. Saya harap Semarapura akan semakin bersinar khususnya dalam bidang pemajuan pelestarian kebudayaan Bali,” pungkasnya.