PANTAUBALI.COM, BADUNG – Seiring menggeliatnya kunjungan wisatawan asing ke Bali diwarnai tindakan nyeleneh beberapa bule di beberapa tempat.
Menyikapi hal itu, akademisi Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, I Wayan Mertha mengatakan, ke depan Bali mesti lebih selektif memilih wisatawan dan tidak menjual murah pariwisata di Pulau Dewata.
“Dia (Bali) harus mahal dan berkualitas sehingga wisatawan yang datang juga berkualitas dan respek pada budaya dan masyarakat Bali,”ujarnya, Sabtu (25/3/2023).
Menurutnya, perlu pembatasan pada sarana pariwisata seperti hotel, restoran, travel, water sport, transportasi, serta lainnya karena jika terlalu banyak maka akan terjadi persaingan ketat dan harga dipastikan jatuh.
“Ini yang bikin Bali murah,”ungkap I Wayan Mertha.
Standarisasi ketat mesti ditetapkan bagi semua pelaku usaha dan pemerintah benar-benar bertindak melakukan pembinaan termasuk sanksi kepada pelanggar.
“Pemerintah harus aktif turun ke lapangan bekerja sama dengan stake holder lainnya dalam melakukan pembinaan tersebut. Aparat berwenang juga harus tegas dan konsisten, begitu melanggar langsung deportasi,”tegasnya.
“Tidak ada toleransi, karena Budaya Bali sebagai roh pariwisata Bali harus dihormati.Kita jangan lembek, dengan minta maaf, masalah selesai,”imbuhnya.
Bali memang memerlukan wisatawan, tapi jangan coba-coba merusak dengan perilaku yang tak senonoh.
“Pemerintah agar memberikan pembinaan kepada prajuru secara berkelanjutan agar aktif menjaga adat, budaya, tradisi dan agama Hindu di wilayah masing-masing. Jika ada wisatawan yang melanggar, cepat laporkan ke pihak berwenang, dan aparat segera ambil tindakan tegas.Kalau begini nggak bakalan berani mereka berbuat macam-macam di Bali,” tandasnya. (agn)