DENPASAR – Pantaubali.com – Permintaan Porang saat ini disebut masih tinggi dibeberapa negara diantaranya, ke China, Jepang bahkan ke negara Belanda.
Misal, ekspor ke negara China menurut, Sub. Koordinator Karantina Tumbuhan, Agus Taufik. SP saat ditemui di ruang kerjanya di Sesetan,Denpasar mengatakan, permintaan mencapai 2 Ton perbulan.Dengan kondisi tersebut permintaan Porang dapat dikatakan masih tinggi.
Akan tetapi, dengan banyaknya permintaan tersebut akhirnya berdampak pada harga perkilogram Porang yang ikut mengalami penurunan yakni sebelumnya dikisaran harga Rp 8.000,- perkilogram saat ini hanya diharga Rp 4.500 per Kilogramnya.
Menurut Dirinya kemungkinan disebabkan beberapa faktor mulai dari,banyak masyarakat mulai melirik dan ikut menanam Porang serta masih prospeknya yang dinilai masih tinggi.Sehingga,menyebabkan harga ikut menurun dari sebelumnya.
“Jika dilihat permintaan Porang paling banyak ke negara China,Jepang dan Belanda,” jelasnya, Kamis,(30/9).
Jika dilihat sampai saat ini pemenuhan ekspor Porang masih kurang.Misal,permintaan dari negara China perbulan mencapai 2 ton.Meskipun sebelumnya dari informasi didapat sempat ekspor Porang ditolak oleh negara China dikarenakan,telah ditemukan Cendawan atau jamur pada Porang.Mungkin hal tersebut disebabkan karena pengolahan porang kurang bagus dilakukan sebelum pengiriman.
Meskipun demikian saat ini telah dilakukan kosiliasi ke negara China,yang akhirnya diperbolehkan kembali mengirim Porang dengan catatan beberapa persyaratan harus dipenuhi sebelumnya.
“Melihat jumlah permintaan tersebut dapat dikatakan peluang ekspor Porang masih ada” katanya.
Sampai saat ini, ekspor Porang melalui pulau Jawa.Dengan sistem sementara, di Jawa menerima pasokan dari beberapa daerah luar Jawa.Selanjutnya dikumpulkan digudang, kemudian jika jumlah telah terpenuhi baru di eksport ke negara tujuan.
“Untuk di Bali memang telah ada salah satu Pabrik Porang terletak di Singaraja untuk menerima Porang,” pungkasnya.