TABANAN – Pantaubali.com – Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang juga Ketua Satgas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra,Minggu,(5/4) di Kabupaten Tabanan, menekankan masyarakat tidak menolak kedatangan ABK atau tidak mengucilkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru datang, karena bagaimanapun mereka (ABK) adalah tetap warga Bali yang harus dilindungi hak dan keselamatannya.
“Semua pihak khususnya Kasatgas Desa bersama penglisir terus melakukan sosialisasi kepada warganya agar tidak menolak, menjauhi apalagi mengucilkan pekerja migran Indonesia yang baru dan akan datang, karena mereka adalah anak-anak kita. Selain pejuang devisa mereka juga pejuang bagi keluarganya, mereka terpaksa kembalipun itu karena wabah dan bencana, jika kita tolak mereka terus mau dibawa kemana lagi mereka,”ujarnya.
Berdasarkan data yang didapat sebanyak 712 pekerja migran Indonesia atau pelaku perjalanan asal Kabupaten Tabanan yang datang dan sudah di lengkapi surat keterangan sehat, cek suhu tubuh, rapid test di Bandara Ngurah Rai dan dinyatakan negatif Covid-19. Sementara jika ada pekerja migran Indonesia yang datang lebih awal dan belum menjalani rapid test,
“Saya meminta agar mereka tetap melakukan isolasi mandiri secara ketat bahkan jika perlu melakukan rapid test,”katanya.
Selain pekerja migran Indonesia, ABK dan pelaku perjalanan yang datang melalui Bandara Ngurah Rai, di Tabanan juga kedatangan sejumlah santri asal Jawa Timur yang memang berdomisli di Tabanan. Untuk data terakhir, santri yang sudah datang melalui terminal Pesiapan sebanyak 74 orang pada Sabtu kemarin, 28 orang untuk hari ini dan 25 orang hari Sabtu lalu.
“Kedepannya saya meminta kerjasama Ketua Dewan Masjid se-Tabanan untuk turut mengawasi para santri mereka yang baru datang dari luar Bali,” ucapnya.
Untuk mendukung pengobatan khususnya karantina bagi pasien dalam pengawasan, Pemerintah Kabupaten Tabanan sudah menyiapkan 7 kamar isolasi di RSUD Tabanan, dan sedang disiapkan 100 kamar isolasi di RS Nyitdah, Kediri Kabupaten Tabanan.Tim Satgas sebagai ujung tombak dalam mengawasi pekerja migran Indonesia dan santri yang datang diharapkan menguatkan upaya sosialisasi dan kolaborasi pemahaman bagi masyarakat yang belum mengerti terkait penyebaran virus ini. Dia menambahkan, secara tidak langsung penyebaran virus Covid-19 dapat terjadi dengan dua (2) cara yakni diakibatkan secara imported case (1 orang) yang sudah terjangkit di negara asal dia bekerja (zona merah) dan yang kedua adalah melalui transmisi lokal yang diakibatkan oleh penyebaran satu orang yang tadi ke tengah lingkungannya, yang dimulai dari keluarga terdekat, teman teman dan kemudian meluas ke tengah lingkungannya.