DENPASAR – Pantaubali.com – Menurut, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Kun Adnyana,belim lama ini di Tuban, Badung yang menyampaikan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir galeri banyak tidak aktif di Bali,kondisi tersebut dapat dilihat juga dari pelaksanaan kegitan pameran atau apresiasi yang sangat jarang ada. Yang terkadang beberapa galeri hanya menjadi ruang pajang saja.
“Galeri tersebut berada ditengah, antara seniman dan kolektor, jadi dalam ini membutuhkan setrategi. Mulai, tatakelola internal maupun, setrategi dalam menjembatani kedua belah pihak.Baik antara seniman dan kolektor, ini memang tidak mudah.Bahkan yang membuat sedih banyak galeri telah tutup,”jelasnya.
Jadi para seniman di hulu, dari lintas apresiasi seni harus menopang dan memberikan dukungan luar biasa kepada galeri.Bagaimanapun juga, galeri sangat penting keberadaanya, karena dari sana apresiasi seni tersebut berlansung.
Hubungan langsung para seniman kepada kolektor hanya berada pada ruang-ruang privat saja. Jadi Dia menambahkan, galeri yang membuat event atau membuat kegiatan.Sehinga, karya seni tersebut memungkinkan dibuka untuk publik, dan meluasakan koomponen imprastruktur seni serta tumbuhnya konter-konter muda,
“Jadi ini penting, tidak ada jalan lain kecuali para seniman harus tetap menjaga soiditas juga,” tutupnya.