TABANAN – Pantaubali.com – Seiring dibukanya destinasi pariwisata dibeberapa tempat di Tabanan, akhirnya berdampak pada sektor usaha UKM khususnya disekitar destinasi.Meskipun demikian,pengunjung dinilai masih minim mengunjungi gerai usaha pelaku UKM.
“Dari pengamatan dilakukan, hari Minggu kemarin seperti di Bedugul, terlihat hanya 70% pelaku usaha mulai membuka usahanya.Selain itu, muncul juga pelaku usaha baru memilih membuka tempat usahanya berlokasi di pinggir jalan,” jelas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tabanan, I Wayan Yasa, Rabu,(5/8) di Tabanan.
Meskipun ada beberapa pelaku UKM telah membuka gerai usahanya,akan tetapi jumlah pengunjung terlihat masih minim dibanding sebelumnya.
“Jika dilihat dari jumlah pengunjung masih terbatas jumlahnya.Hanya masyarakat lokal Bali, dan beberapa tamu asing yang masih tertahan di Bali saja terlihat saat ini,” ujarnya.
Kondisi tersebut tentu berdampak ke volume penjualan akhirnya ke omset yang menurun. Mungkin kondisi tersebut disebabkan karena, perubahan prilaku masyarakat sangat signifikan.Seperti, meliputi keinginan,kemampuan dan kebutuhan sangat menurun drastis juga.
“Pasti omzet masih rendah, karena pembatasan jumlah pengunjung tersebut,” ucapnya.
Banyak pelaku usaha akhirnya mencoba pemasaran melalui group komunitas media digital, serta pelatihan yang masih mungkin dilakukan dengan pemanfaatan dana DAK.Sedangkan dari dana APBD sudah tidak ada lagi.
“Bagi pelaku usaha, dia akan beradaptasi dengan kondisi yang ada dalam upaya mempertahankan kehidupannya,” katanya.
Sembari Dirinya menambahkan, dalam situasi belum normal serta situasi kelesuan ekonomi.Ternyata kondisi tersebut memberi dampak pada jumlah masyarakat berkeinginan menjadi pelaku usaha mandiri ikut bertambah.
“Mereka yang dulunya berkerja di sektor formal, akhirnya ikut mencoba menggeluti berwirausaha saat kondisi saat ini,” tutup Yasa.