Ny Putri Koster Minta Pengusaha Berperan Aktif Majukan UMKM Bali

DENPASAR – Pantaubalo.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster terus mengupayakan berbagai cara agar pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menyesuaikan diri dalam menjalani tatanan kehidupan era baru di tengah pandemi Covid-19.

Selain telah mendorong penggunaan platform digital, ia juga menggugah kepedulian para pengusaha yang selama ini bergiat dan memperoleh keuntungan di Bali, dapat ikut berperan aktif dalam memajukan UMKM dengan memberi ruang promosi yang lebih luas.

Ny Putri Koster menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara pada dialog siaran tunda Bali TV yang mengusung tema ‘Peluang Produk Kerajinan Pasca Pandemi Covid-19’ di Denpasar, Rabu (29/7/2020).

Pendamping orang nomor satu di Bali itu menyatakan, hampir seluruh sektor usaha, baik yang berskala besar, menengah maupun kecil, kini tengah menghadapi kesulitan yang sama karena dampak pandemi Covid-19 yang belum pasti kapan akan berakhir. Hampir seluruh sektor usaha dipastikan mengalami kendala pemasaran hingga tingkat penjualan yang turun drastis.

“Pandemi ini juga telah mengajak kita untuk jeda sejenak. Tapi ingat, tak boleh berlama-lama. Sekarang saatnya kita bangkit, mulai melihat dan berpikir apa yang harus kita lakukan,” ujarnya, menekankan.

Di tengah situasi prihatin ini, perempuan yang juga dikenal sebagai penyair kawakan itu mengetuk kepedulian para investor yang selama ini telah banyak menikmati keuntungan usaha di Bali untuk menunjukkan kepeduliannya dengan merangkul perajin lokal.

Sebagai Ketua Dekranasda Bali, salah satu upaya yang tengah diusahakannya adalah menjajaki kerja sama dengan pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dari pengalamannya singgah di beberapa daerah, ia melihat sejumlah bandara telah menyediakan etalase untuk memajang produk perajin lokal daerah setempat.

“Jangan hanya berpikir untung rugi, tapi bagaimana semua komponen mampu menunjukkan kepedulian terhadap kearifan lokal. Akan sangat membahagiakan kalau produk kerajinan kita bisa dipamerkan, sekalipun hanya di tembok. Kita bangga, produk kita hadir di situ sebagai ajang promosi,” ucapnya.

Ny Putri Koster menyebutkan, yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pelaku UMKM bukan semata-mata uang, tapi ruang. Karena dengan ruang itulah pelaku UMKM akan meraih peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Ia tak ingin masyarakat dan perajin lokal Bali hanya jadi penonton di daerah sendiri, karena menurutnya itu sangat tidak adil. Bahkan, seniman multitalenta itu menyampaikan harapan, suatu saat Bali memiliki sebuah gedung pameran besar dan megah seperti Jakarta Convention Centre (JCC).

Baca Juga:  De Gadjah Sebut Presiden Prabowo akan Kunjungi Bali November Mendatang

“Kita bisa memiliki Bali Convention Centre. Jangan bangga pameran di luar, karena bisa jadi kita hanya menjadi objek. Saya ingin Bali jadi etalase dan jadi tuan di daerah sendiri,” katanya, menandaskan.

Terkait dengan adaptasi kebiasaan baru, Ny Putri Koster kembali mengingatkan agar pelaku UMKM cepat menyesuaikan diri dan memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk mereka. “Mari belajar dan masuk market place. Jangan takut, jika telah terbiasa, ini justru lebih menguntungkan karena produk yang dipromosikan bisa dilihat publik di seluruh dunia. Ini beda dengan pameran konvensional yang hanya dilihat oleh para pengunjung yang datang ke ruang pameran saja,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga minta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Bali dapat menjadi orang tua asuh bagi pelaku UMKM. Lembaga ini diharapkan dapat memberi ruang, mengasuh dan menumbuhkembangkan UMKM di Pulau Dewata.

Seiring dengan itu, Ny Putri Koster kembali mengajak masyarakat Bali untuk menggunakan produk daerah sendiri. “Kita punya motto, cintai produk dalam negeri, gunakan produk daerah sendiri,” ujarnya. Melalui motto itu, ia ingin mengajak masyarakat Bali bangga menggunakan produk hasil kerajinan lokal. Kalau produk kerajinan Bali dicintai dan digunakan oleh orang Bali, ia yakin UMKM Bali akan tetap bisa bertahan.

Sementara itu, Ketua Kadin Bali Made Ariandi menyampaikan dukungan penuh atas berbagai program pemerintah dan Dekranasda dalam upaya memajukan UMKM. Senada dengan Ny Putri Koster, Ariandi juga mendorong peran aktif kalangan pengusaha dalam memasarkan produk kerajinan Bali.

Baca Juga:  Driver Online Ditemukan Tak Bernyawa Dalam Mobil, Penyebab Kematin Masih Belum Diketahui

“Investor yang berusaha di Bali harus memberi ruang promosi bagi hasil UMKM lokal yang menjadi bagian dari pelestarian warisan budaya,” ucapnya. Sejauh ini, pihaknya telah berkomunikasi dengan gerai oleh-oleh yang kebetulan dikelola oleh putra daerah yaitu Krisna Oleh-Oleh. Kadin mengharapkan gerai oleh-oleh ini memberi ruang promosi yang lebih luas bagi produk lokal. “Kami tawarkan opsi agar mereka mengutamakan produk lokal Bali,” ujarnya.

Masih terkait dengan produk kerajinan lokal, Ariandi juga menyinggung upaya pelestarian kain tenun tradisional khususnya endek. Ia mengapresiasi keluarnya Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali yang bertujuan untuk melestarikan kain tenun tradisional.

Agar implementasinya lebih optimal, ia berharap tak ada pola penyeragaman pakaian kerja ASN, khsusnya endek. “Kalau seragam, saya khawatir bahan bakunya datang dari luar. Karena seperti kita tahu, kalau hasil tenunan lokal, pasti produksinya terbatas untuk masing-masing motif,” katanya.

Menanggapi harapan Ny Putri Koster agar hasil kerajinan lokal Bali bisa dipajang di areal bandara, Ariandi menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh. Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, ia sempat berkomunikasi dengan pihak Pelindo agar pelaku UMKM diberi ruang pameran di areal pelabuhan.
[29/7 17.08] +62 812-3638-834: Pointer Wakil Gubernur Bali sebagai narasumber pada Webinar Planet Tourism Indonesia 2020

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjadi narasumber pada Webinar Planet Tourism Indonesia 2020 dengan tema Persiapan/Soft Opening Launch Pembukaam Pariwisata dan Deklarasi Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru Provinsi Bali di Ruang Rapat Wakil Gubernur Bali, Rabu (29/7).

Dalam arahannya, Wagub Bali menyampaikan bahwasannya pandemi Covid 19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk Bali telah berimbas tidak saja kepada para pelaku industri pariwisata namun juga berimbas pada semua elemen kehidupan masyarakat Bali. Pertumbuhan perekonomian Bali mengalami keterpurukan.

Namun di balik semua permasalahan serta keterpurukan yang diakibatkan pandemi Covid 19, ada hikmah yang dapat kita petik dimana salah satunya tumbuhnya kesadaran kolektif ‘jengah’ dimana bersama sama bertekad untuk bangkit kembali . Semua lapisan masyarakat bahu membahu, bekerja sama untuk bisa bangkit.

Baca Juga:  Bali Raih Prevalensi Stunting Terendah se-Indonesia

Pemerintah terus berupaya mencari metode ataupun obat yang bisa mempercepat proses penyembuhan ataupun mencegah penularan virus. Disisi lain, para pelaku industri pariwisata terus melakukan persiapan persiapan tatanan pariwisata yang sesuai dengan protocol kesehatan Covid 19 yang salah satunya dengan melakukan sertifikasi usaha ataupun destinasi wisata.

Jika dilihat dari perkembangan kasus Covid 19 di Provinsi Bali saat ini Bali dapat dikatakan sudah masuk dalam tahap recovery. Hal ini terlihat dari perkembangan kasus Covid 19 dalam sepuluh hari belakangan lebih banyak pasien yang dinyatakan sembuh per harinya daripada yang terkonfirmasi positif. Bahkan terkadang jumlah pasien yang sembuh dua kali lipat dari pasien yang sakit.

Terkait rencana dibukanya Bali bagi wisatawan domestik per 31 Juli mendatang, Wagub Cok Ace menyampaikan dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk didalamnya pemerintah pusat Bali sudah siap untuk menyambut wisawatan domestik.Tidak saja hotel ataupun destinasi wisata yang sudah tersertifikasi sesuai protocol kesehatan Covid 19, Gubernur Bali telah menerbitkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15243 Tahun 2020 tentang persyaratan wisatawan nusantara berkunjung ke Bali.Dalam surat edaran tersebut dijelaskan persyaratan bagi Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Bali diantaranya Surat Keterangan hasil negatif uji swab berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction), minimum hasil non-reaktif rapid test serta kewajiban bagi wisatawan untuk mengisi Aplikasi LOVEBALI dan pelaku usaha akomodasi pariwisata di Bali wajib memastikan setiap Wisatawan sudah mengisi Aplikasi LOVEBALI.

Penerapan surat edaran ini menekankan kepariwisataan Bali mengedepankan aspek kesehatan dan kualitas yang lebih memberi pelindungan, kenyamanan, dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali dalam masa pandemi COVID-19.

Webinar pada pagi hari ini juga menghadirkan beberapa nara sumber diantaranya Founder and Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya, Presiden PHRI Hariyadi Sukamdani serta PLT. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh.