Tradisi Unik Jelang Galungan, Warga Pandak Gede Tabanan Sembelih Kerbau

Daging kerbau.
Daging kerbau.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Menyambut Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali umumnya menyembelih babi untuk keperluan persembahan dan konsumsi bersama. Namun, ada tradisi berbeda yang tetap lestari di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Warga setempat justru menyembelih kebo (kerbau) untuk memenuhi tradisi turun-temurun. Pada Senin (17/11/2025), sebanyak delapan ekor kebo ditampah (disembelih) oleh warga desa tersebut.

Salah satu warga yang melaksanakan tradisi ini, I Gusti Ketut Artayasa yang juga anggota DPRD Tabanan, mengatakan tradisi nampah kebo telah diwariskan sejak tahun 1360 dan tidak pernah terlewatkan setiap enam bulan sekali.

Baca Juga:  Tradisi Ngenyit Linting di Tabanan, Dipercaya Menerangi Perjalanan Leluhur ke Nirwana

Ritual ini diawali dengan pesta rakyat yang menyajikan daging kebo sebagai hidangan utama.

“Kalau tidak nampah kebo, seperti tidak merayakan Galungan,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Untuk Galungan kali ini, Artayasa menyebut ada delapan kebo disembelih dan dibeli oleh krama dari delapan banjar di Pandak Gede.

Kerbau tersebut sebagian berasal dari Negara, Jembrana dan sebagian dari Penebel, Tabanan. Harga seekor kerbau berkisar antara Rp26 juta hingga Rp28 juta.

Baca Juga:  Serangkaian Pujawali, Masyarakat Diimbau Tak Mendaki Gunung Batukaru

Adapun prosesi nampah dilakukan sebelum Penampahan Galungan. Hal ini agar warga dapat fokus pada berbagai rangkaian kegiatan adat saat Penampahan Galungan, seperti membuat banten, sembahyang, dan rapat banjar.

“Prosesnya kami lakukan kemarin dan hari ini. Semua dilakukan sebelum Penampahan Galungan,” kata pria yang akrab dipanggil Ajik Boby itu.

Satu ekor kebo yang disembelih dapat dibagi menjadi sekitar 70 sampai 75 kelompok potongan daging. Setiap jujulan dijual dengan harga Rp400.000 hingga Rp450.000. Meski harganya tidak murah, antusiasme warga tetap tinggi karena kuatnya nilai tradisi.

Baca Juga:  Sampah di Tabanan Meningkat 30 Persen Pasca Galungan

Daging kebo tersebut tidak hanya digunakan untuk upakara pada Hari Raya Galungan, tetapi juga diolah menjadi berbagai makanan, seperti dendeng kerbau, tum, lawar, hingga rawon.

Untuk menghilangkan bau amis, warga menambahkan daun tengulun, bahan yang sudah dikenal di kalangan masyarakat Pandak Gede.

“Rata-rata warga membeli daging kerbau. Jika tidak mampu membeli satu jujulan, bisa membeli setengahnya,” pungkas Artayasa. (ana)