
PANTAUBALI.COM, TABANAN – Panti Sosial di bawah naungan Dinas Sosial Kabupaten Tabanan yang berlokasi di Banjar Dinas Wanasara, Desa Bongan, Tabanan tengah menghadapi persoalan serius yakni kekurangan tenaga pengasuh dan kelebihan kapasitas penghuni.
Kasubag TU UPTD Pelayanan Sosial, Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Kabupaten Tabanan, I Made Sujana, mengatakan saat ini panti tersebut menampung 24 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), 4 lanjut usia (lansia), serta 3 orang terlantar yang tidak termasuk dalam kategori lansia maupun ODGJ.
“Sebagian dari mereka adalah orang terlantar, ada yang tidur di Terminal Mengwi karena tidak memiliki rumah, bahkan ada yang ditinggalkan pasangan,” jelas Sujana, Selasa (28/10/2025).
Menurut Sujana, jumlah tenaga pengasuh saat ini hanya sekitar 10 orang. Padahal idelanya membutuhkan lebih dari 20 tenaga pengasuh untuk menangani jumlah ODGJ, lansia dan orang terlantar yang ada.
Para pengasuh berstatus kontrak dan menerima upah sekitar Rp1,3 juta per bulan.
“Mereka bekerja secara bergantian dalam tiga shift, dan satu hari libur bergiliran,” ujarnya.
Kondisi fasilitas panti juga terbilang kurang layak. Saat ini, sebagian besar ruangan digunakan untuk menyimpan barang-barang kantor Dinas Sosial yang sedang direhabilitasi, sehingga daya tampung panti berkurang drastis.
“Sekarang hanya satu rumah yang bisa digunakan untuk lansia, dengan kapasitas maksimal 12 orang. Padahal sebelumnya kami sudah mengalami kelebihan kapasitas,” tambahnya.
Meski dalam keterbatasan, Sujana mengaku bersyukur kondisi para penghuni panti tetap stabil. Para ODGJ yang tinggal di sana sebagian besar sudah membaik setelah menjalani perawatan di RSJ Provinsi Bali di Kabupaten Bangli, meski belum bisa kembali ke keluarga karena pihak keluarga belum siap menerima maupun memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Selain itu dari segi perawatan kesehatan mereka sangat diperhatikan, seperti minum obat secara rutin, pemeriksaan kesehatan berkala dan jika sakitnya kambuh segera dibawa ke RSJ Provinsi Bali.
“Syukurlah, hingga saat ini para ODGJ dan lansia di sini baik-baik saja. Mereka tidak pernah membuat keributan. Bahkan, beberapa di antara mereka membantu menjaga kebersihan dan melayani lansia, seperti mencuci dan menjemur pakaian,” ungkapnya.
Selain kekurangan tenaga pengasuh, pihaknya juga masih membutuhkan alat-alat kebersihan lingkungan untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
“Yang terpenting sekarang kami tetap fokus pada pelayanan pasien dan memastikan mereka hidup dalam kondisi aman dan layak,” pungkas Sujana. (ana)






























