
PANTAUBALI.COM, TABANAN – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyoroti kondisi lingkungan di Bali yang kian mengkhawatirkan. Ia menyebut tutupan hutan di Pulau Dewata kini sangat minim yakni hanya 4 persen dan menjadi salah satu faktor pemicu banjir parah yang melanda beberapa wilayah Bali selatan.
Hal itu disampaikan Hanif saat berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan di Sentra Mahatmiya, Sabtu (13/9/2025). Menurutnya, dari total 49 ribu hektare hutan di Bali, hanya sekitar 1.200 hektare yang masih memiliki tutupan vegetasi. “Maka kami harus mengubah detail rencana lanskap,” ujarnya.
Selain hutan yang minim, Hanif juga menekankan persoalan sampah yang hingga kini belum tertangani dengan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Timbunan sampah, kata dia, kerap menyumbat drainase dan menimbulkan banjir parah saat curah hujan tinggi.
“Kita harus mengubah total. Beberapa kebijakan provinsi juga terus kami monitor, mulai dari pelarangan air kemasan di bawah 1 liter, pengurangan sampah dari hulu, hingga pembatasan plastik sekali pakai. Semua komponen, baik masyarakat, pemerintah, dunia usaha, maupun NGO, harus mendukung,” tegasnya.
Hanif turut menyoroti maraknya alih fungsi lahan di Bali. Menurutnya, konversi lahan pertanian harus dikendalikan meski pariwisata berkembang pesat. “Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Kalau memang diperlukan, kami siap turun melakukan pendekatan hukum dan penguatan tata lingkungan, karena posisi Bali ini perlu perhatian khusus,” katanya.
Untuk langkah jangka pendek, pemerintah pusat akan menyiapkan kajian lingkungan hidup strategis sebagai rujukan bagi pemerintah daerah di Bali. Hanif menegaskan, pihaknya tidak akan segan menempuh jalur hukum terhadap pelaku perusakan lingkungan.
“Kami juga tetap dalami jika ada hal yang menyebabkan kerusakan lingkungan, dan kami akan lakukan tindakan hukum,” tegasnya. (ana)