
PANTAUBALI.COM, TABANAN – Kecelakaan beruntun kembali terjadi di jalur rawan Denpasar–Singaraja, tepatnya di sebelah timur Pasar Sayur Baturiti, Banjar Baturiti Kaja, Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Sabtu kemarin (12/7/2025) sore.
Sebuah truk tronton bermuatan 16 ton mengalami rem blong dan menabrak tiga unit mobil sebelum akhirnya terguling ke lahan kosong. Beruntung dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa.
Kasi Humas Polres Tabanan Iptu Gusti Made Berata mengatakan, peristiwa terjadi sekitar pukul 16.10 Wita. Kecelakaan berawal dari truk Isuzu GIGA bernomor polisi DR 8618 AD yang dikemudikan oleh Sadli (53), warga Sumbawa, melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar.
Saat melintasi jalan menurun dan padat lalu lintas, tepatnya di sekitar Restoran Tundra, truk sempat berhenti karena kemacetan.
Namun saat kendaraan kembali berjalan, rem truk dilaporkan tidak berfungsi. “Sopir sudah berusaha menggunakan rem tangan, tapi kendaraan tetap melaju dengan kecepatan sekitar 40 km/jam,” ujar Berata Minggu (13/7/2025).
Akibatnya, truk menabrak tiga mobil di depannya, diantaranya Toyota Rush DK 1728 FBE yang dikemudikan Dody Widyana Mahayasa (49), warga Buleleng. Daihatsu Terios DK 1979 ACX yang dikemudikan Wahyudi (37), warga Sragen. Serta Toyota Rush DK 71 LA yang dikemudikan I Made Muniadania (46), anggota TNI asal Denpasar.
Setelah menabrak tiga mobil tersebut, sopir membanting setir ke arah kiri menuju lahan kosong untuk menghindari tabrakan lanjutan.
“Truk akhirnya terguling di lahan kosong. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun seluruh kendaraan mengalami kerusakan,” imbuh Berata.
Kecelakaan ini menambah deretan kasus serupa yang terjadi di jalur Denpasar–Singaraja, khususnya di kawasan Baturiti. Jalur ini belakangan menjadi lebih padat akibat pengalihan arus lalu lintas dari arah Denpasar–Gilimanuk menyusul amblesnya jalan nasional di depan Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, pada Senin (7/7/2025) lalu.
Hingga saat ini, perbaikan jalan di titik jebol tersebut masih berlangsung. Kondisi ini membuat sebagian kendaraan berat dan logistik dialihkan melalui jalur Baturiti yang medannya cukup ekstrem dengan turunan dan tikungan tajam, meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi kendaraan besar. (ana)