PANTAUBALI.COM, GIANYAR – Perayaan HUT ke-254 Kota Gianyar kembali mengguncang panggung budaya dengan suguhan pawai seni yang memikat ribuan pasang mata, Kamis (17/4). Bertempat di Open Stage Balai Budaya Gianyar, tujuh duta kecamatan se-Kabupaten Gianyar berlomba-lomba menampilkan karya terbaiknya dalam parade budaya yang telah menjadi acara tahunan paling ditunggu masyarakat.
Mengusung tema “Paramaguna Kalangon” yang bermakna martabat unggul Gianyar yang memancarkan keindahan, ketentraman, dan kenyamanan, pawai tahun ini tidak hanya menyajikan kemegahan visual, tetapi juga kedalaman filosofi.
Tampil sebagai pembuka, Duta Kecamatan Tegallalang langsung menyita perhatian lewat pementasan cerita “Memelang”—ritual sakral tahunan yang digelar di Desa Sebatu sebagai wujud syukur dan doa bagi kesuburan padi. Penampilan ini memuncak dengan kehadiran ogoh-ogoh Batan Merem dari Sekaa Teruna Cila Mekar yang menggugah aura magis.
Batan Merem sendiri dikenal sebagai kawasan sakral nan misterius yang terletak di tengah setra atau kuburan adat Desa Sebatu. Tempat ini dipercaya sebagai kediaman para pengikut Bhatari Durga, lengkap dengan pohon beringin tua yang menaungi seluruh kawasan kremasi. Kepercayaan lokal menyebut Batan Merem sebagai gerbang dunia mistis yang dihuni makhluk gaib seperti Kemangmang, Tangan-Tangan, hingga Reregek.
Menurut Lontar Gong Besi, setra dianggap sebagai wilayah pemurnian fisik manusia—tempat segala kekotoran dilebur kembali ke alam semesta. Tak heran jika nuansa mistis pawai ini begitu kuat namun tetap sarat makna spiritual.
Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta yang hadir langsung di lokasi memberikan apresiasi tinggi terhadap kreativitas para peserta.
“Gianyar dikenal sebagai Kota Seni. Melalui pawai budaya ini, seniman dan budayawan mendapat ruang untuk berkarya sekaligus menjaga marwah adat istiadat. Saya berharap Gianyar tetap Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Kerta Raharja,” ujarnya.
Pawai budaya HUT Gianyar bukan sekadar perayaan, melainkan panggung bagi warisan budaya lokal untuk terus hidup dan berkembang di tengah derasnya modernisasi. (RAN)