PANTAUBALI.COM, TABANAN – Kemarau panjang yang berimbas pada kesulitan air di Kabupaten Tabanan membuat para petani beralih menamam palawija.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia menerangkan, para petani banyak yang memilih menanam palawija dengan tanaman horti semusim misalnya jagung, kedelai, ketela rambat dan lainnya.
“Untuk sekarang yang sudah berpalawija jagung adalah Subak Aseman Kecamatan Selemadeg Timur sekitar 650 hektare lebih, dan di subak Soka Desa Antap juga sekarang palawija horti (Semangka),” lanjutnya.
Selain itu, kemarau panjang ini berdampak menurunnya debet air yang. Seperti di Subak Sungsang, Desa Tibubiyu, Kecamatan Kerambitan.
Dengan keadaan itu, para petani mencari cara agar tanaman-tanamannya tidak mati dan mengatasi kekeringan sementara serta menghemat penggunaan air dengan sistem sorog dari hulu ke hilir.
“Para petani juga mengatasi kondisi (kekeringan) ini dengan mengambil air dari perairan umum dengan menggunakan pompa isap air,” lanjutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Tabanan Ni Made Murjani menerangkan, harga bahan pokok khususnya beras di sejumlah pasar Kabupaten Tabanan masih normal. Rata-rata harga beras berada di kisaran 14.000 hingga 15.000 per kilogram.
Bahkan, ketersediaan pangan selama musim kering ini masih terkendali untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Sementara ini kekeringan tidak terlalu berpengaruh terhadap harga beras di Kabupaten Tabanan untuk beberapa pasar harga beras masih datar dan belum ada kenaikan yang drastis,” jelasnya. (jas)