Ini Kata Rektor Unud Soal Penetapannya Sebagai Tersangka Dana SPI

Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara seusai diperiksa sebagai saksi di Kejati Bali.
Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara seusai diperiksa sebagai saksi di Kejati Bali.

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Penyidik Kejati Bali memeriksa Rektor Univesitas Udayana Prof. I Nyoman Gde Antara sebagai saksi terkait dugaan penyelewengan dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) mahasiswa baru seleksi jalur mandiri dengan tersangka berinisial IKB, IMY dan NPS.

Prof. I Nyoman Gde Antara memenuhi panggilan penyidik pada Senin (13/3). Pemeriksaan dilakukan mulai pukul 10.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA.

Ditemui awak media seusai pemeriksaan, Prof. I Nyoman Gde Antara mengaku dimintai keterangan sebagai saksi untuk tiga orang stafnya (tersangka IKB, IMY dan NPS).

Baca Juga:  Pemprov Bali Resmi Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

 

“Ada 48 pertanyaan dan sudah saya jawab semua. Pada prinsipnya, kami di Unud menghormati proses hukum dan kewenangan yang dimiliki penyidik,”ujar Prof. Antara didampingi penasihat hukum Agus Sujoko.

 

Disingung mengenai penentapannya sebagai tersangka, Prof. Antara menyampaikan akan mempelajarinya terlebih dahulu.

“Sampai sekarang belum bisa saya jelaskan. Saya masih konsultasi dengan tim hukum Unud,”ungkapnya dengan nada datar.

 

Baca Juga:  Gunakan Helikopter dari Prabowo, De Gadjah: Saya Tidak Memaling, Saya Tidak Korupsi

Menurutnya, dana SPI dimungkinkan secara regulasi dan sistemnya tidak menentukan kelulusan.

“Yang terpenting itu tidak ada mengalir ke individu staf kami. Saya yakin tidak ada karena semuanya mengalir ke kas negara,”tegasnya.

 

Prof. Antara menegaskan dana SPI dari mahasiswa itu memang ada dan dilakukan hampir seluruh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dengan regulasinya di antaranya dari Menresdikti dan Permendikbud.

Baca Juga:  Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Bali Peringatkan Hujan Lebat dan Petir 14-16 November

“Intinya saya menghormati proses hukum,”tandasnya. (kom)