Masuk Bursa Dirjen Hindu, Yoga Segara Siapkan 13 Strategi Program Unggulan

DENPASAR – Pantaubali.com – Kementerian Agama secara resmi mengumumkan 3 calon Dirjen Bimas Hindu pada, Kamis (11/8) Calon-calon tersebut memiliki latarbelakang akademisi diantaranya I Nengah Duija, I Nyoman Suweca dan I Nyoman Yoga Segara. Ketiga calon ini diharapkan, mampu membawa perubahan signifikan pada Ditjen Hindu saat terpilih kelak.

Dikonfirmasi secara terpisah, Minggu (15/8) di Denpasar I Nyoman Yoga Segara yang masuk sebagai bursa Calon Dirjen Hindu tersebut mengungkapkan komitmennya jika terpilih dan memimpin Direktorat Jenderal Bimas Hindu. Menurutnya Hindu menghadapi tantangan luar biasa saat ini di tengah perubahan paradigma dan perkembangan teknologi informasi. Sehingga dibutuhkan strategi khusus dalam menjalankan gerak dan langkah organisasi kelembagaandengan semangat kolaborasi.

“Saya ingin fokus pada semangat dan spirit kebangkitkan Hindu Nusantara saat ini. Ini momentum penting dalam mengkonsolidasikan program yang realistis dan lebih kongkret. Harapan dari berbagai tokoh dan elemen umat sangat besar akan kondisi Hindu di Nusantara saat ini,”kata Guru Besar UHN I Gusti Bagus Sugriwa tersebut.

Baca Juga:  Tanggapi Pertanyaan Sanjaya Soal Dukungan DPRD, Mulyadi: Kuncinya Komunikasi Politik

Yoga Segara selama 5 tahun terakhir konsen dengan isu dan riset-risetnya seputar Hindu lokal di Indonesia. Diantaranya Hindu Alukta di Tana Toraja, Sulawesi Selatan dan Pemeluk Hindu Suku Nuanulu di Pulau Seram, Maluku Tengah. Dalam temuan penelitiannya, banyak persoalan yang diuraikan dan problem keumatan yang belum tersentuh pada Hindu lokal di Nusantara baik secara administrasi, pelayanan, akses pendidikan hingga ekonomi. Menurutnya, berkontribusi untuk solusi keumatan di Indonesia tidak cukup di lembaga pendidikan, namun hal lainnya yang lebih strategis.

“Menjadi Dijen Hindu bukan untuk gagah-gagahan. Tapi bersedia menawarkan gagasan dan strategi efektif untuk kemajuan umat Hindu di masa depan. Harus siap dengan segala kemungkinan. Berhadapan dengan berbagai jenis masalah keumatan dan konsolidasi semua sumberdaya adalah pekerjaan besar yang harus dikolaborasikan,”ucap pria kelahiran Serangan, Denpasar tersebut.

Jika terpilih mengemban amanah dan tanggungjawab sebagai Dirjen Bimas Hindu, setidaknya ia menyiapkan 13 program strategis. Pertama, optimalisasi tata kelola manajemen lembaga Ditjen bimas Hindu sehingga menjadi regulator, fasilitator dan pelayan umat yang prima. Kedua, memperkuat dan mempercepat program prioritas Kementerian agama seperti tahun toleransi, moderasi beragama, transformasi digital, religiosity indeks, hingga cyber university.

Ketiga, meningkatkan kerukunan baik eksternal dan internal melalui harmonisasi kehidupan keagamaan, dengan bersinergi secara intensif bersama lembaga keagamaan dan majelis agama (PHDI baik pusat maupun daerah).

Baca Juga:  Rapat dengan Komisi II DPR RI, Pj. Gubernur Bali Paparkan Kesiapan Pilkada Serentak 2024

Keempat, meningkatkan literasi budaya dan agama melalui publikasi massif baik publikasi ilmiah maupun populer, majalah dan situs online serta berbagai platform media sosial. Kelima, Mewujudkan gerakan Filantropi Hindu untuk membangun kesadaran dan pemberdayaan keumatan.

Keenam, kolaborasi dengan pihak swasta dan instansi pemerintah terkait untuk akselerasi ekonomi keumatan. Ketujuh, membuka dan memberikan akses pendidikan kepada umat Hindu khususnya yang ada di wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) dan umat Hindu yang berangkat dari kepercayaan lokal seperti Hindu Tolotang dan Hindu Alukta ( Sulawesi Selatan), Suku Nuaulu, Suku Kei, Pulau Buru (Maluku), Suku Karo ( Medan) dan Tengger – Bromo. (Jawa Timur).

Baca Juga:  Atasi Kekerasan Seksual, Mulyadi-Ardika Tawarkan Program Satu Desa Satu Dokter dan Satu Miliar

Kedelapan, segera menegerikan STHD Klaten dan memperkuat PTKH negeri dan swasta dengan peningkatan anggaran yang signifikan. Kesembilan, membuat pilot project Pasraman Formal mulai dari tingkatan TK, SD, SM, SMA di tiap provinsi dimulai dari Bali sebarai role model

Kesepuluh, Internasionalisasi lembaga PTKH. Kesebelas, menyusun kebijakan dan kebutuhan umat berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan di PTKH, Keduabelas, memperkuat hubungan umat Hindu dengan pemerintah daerah setempat dan Ketiga Belas, memperkuat model dan metode pembinaan Sad Dharma dengan mengikuti tantangan jaman, khususnya melalui literasi digital dan TIK.

“Tiga belas program strategis tersebut akan dilakukan secara terukur dan dapat direalisasikan dalam jangka pendek dan menengah,”kata penulis buku Kautilya Arthasastra : Jejak Pemikiran Politik Hindu tersebut.(Rilis)