TABANAN – Pantaubali.com – sejak pandemi merebak masyarakat dinilai enggan melakukan donor darah, meskipun telah terbiasa melakukan donor sebelumnya.Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh pada ketersedian stok darah di Bali secara umum, itu disampaikan, Ketua PMI Bali, I GB Alit Putra,Senin (26/4) di Tabanan.
“Wajar saat itu orang-orang khawatir. Selain itu harus menjalankan protokol kesehatan juga.Makanya kami melakukan kerja sama dengan pengurus Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) sehingga yang langganan wajib. Selain itu Gubernur Bali juga sudah menginstruksikan agar (donor darah) tetap berjalan,” ujarnya.
Jika dilihat saat sebelum merebaknya pandemi stok darah di tingkat provinsi mencapai 45 ribu kantong pertahun. Namun saat pandemi, menurun hingga tidak mencapai target tiga ribu kantong akan tetapi hanya tercapai seratus kantong per hari saja.
“Pada awal Pandemi 50 kantong didapat,” ucapnya.
Jika dilihat hampir setiap kabupaten di Bali sebagian besar tidak dapat memenuhi target, seandainya jika ada kekurangan maka akan dibantu dari provinsi.
“Masing-masing daerah relatif (ketersediaannya). Kalau kurang pasti larinya ke provinsi,” jelasnya.
Alit Putra berharap, ketersediaan darah selama pandemi Covid-19 tetu tetap harus selalu terjaga dan pengurus di tiap Kabupaten memang ditargetkan dapat mengatasi kebutuhan darahnya.