25 Walikota Bulgaria Bakal Jajaki Sister City ke Bali

Wakil Menteri Luar Negeri Bulgaria, Nikolay Pavlov Bersama Gubernur Bali Watan Koster
Wakil Menteri Luar Negeri Bulgaria, Nikolay Pavlov Bersama Gubernur Bali Watan Koster

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Suasana di Ruang Tamu Jayasabha, yang merupakan rumah dinas Gubernur Bali, terasa berbeda dari biasanya. Aroma kopi Bali tanpa gula berpadu dengan harumnya arak tradisional, menyambut tamu istimewa dari Eropa Timur – Wakil Menteri Luar Negeri Bulgaria, Nikolay Pavlov, yang datang bersama Duta Besar Bulgaria untuk Indonesia, Tanya Dimitrova.

Dalam suasana akrab dan penuh senyum, sebuah pertemuan yang bukan sekadar diplomatik, tetapi juga menandai babak baru jalinan persahabatan budaya antara Bali dan Bulgaria.
Audiensi yang dihadiri langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster itu turut dihadiri Kepala Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat I Made Dwi Arbani serta Kepala Biro Humas dan Protokol IB. Surja Manuaba. Di ruangan yang hangat namun berwibawa itu, dua bangsa dengan sejarah dan budaya panjang saling bertukar pandangan, ide, dan harapan.

Wakil Menteri Pavlov membuka pembicaraan dengan menyampaikan bahwa pada tahun depan, Indonesia dan Bulgaria akan merayakan 70 tahun hubungan diplomatik. Kunjungannya ke Bali, ujarnya, bukan sekadar pertemuan formal, melainkan juga simbol penghormatan terhadap peran penting Bali dalam citra Indonesia di mata dunia.

Baca Juga:  Kadek Mudarta Dilantik Sebagai Kepala Dinas Perhubungan Bali

“Kami ingin menjalin hubungan yang lebih erat dengan Bali — di bidang perdagangan, pariwisata, pendidikan, pertanian, hingga pertukaran teknologi,” ujarnya penuh antusias.
Ia juga menuturkan apresiasi terhadap tenaga kerja asal Indonesia, khususnya dari Bali, yang dinilai memiliki kualitas kerja dan kepribadian yang sangat baik.

Sebagai tindak lanjut, Pavlov mengumumkan rencana kunjungan delegasi sekitar 25 wali kota dari berbagai kota di Bulgaria pada Desember mendatang, untuk menjajaki peluang kerja sama ‘sister city’ antara pemerintah daerah di Bulgaria dan Bali.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Wayan Koster menyambut baik inisiatif tersebut dengan semangat kolaboratif. “Kami siap membuka ruang komunikasi dan kerja sama yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat, baik dalam bidang kebudayaan, pendidikan, maupun ekonomi kreatif,” ujarnya.

Suasana pertemuan kemudian mencair dalam keakraban. Di sela percakapan serius, Gubernur Koster mengajak Wakil Menteri Pavlov dan Dubes Dimitrova bersulang dengan arak Bali yang dicampur kopi Bali tanpa gula-sebuah tradisi lokal yang sederhana namun sarat makna.
Dalam pembicaraan yang berlanjut, Pavlov juga menyampaikan ketertarikan untuk mengembangkan pertukaran budaya, termasuk kemungkinan mengundang seniman Bali tampil di Festival Kesenian di Bulgaria, serta menghadirkan kelompok seni Bulgaria ke Bali. Duta Besar Dimitrova menambahkan bahwa sebelumnya seniman Bulgaria pernah tampil di Klungkung dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

Baca Juga:  RSUD Wangaya Segera Terima Bantuan Alkes Senilai 30 Miliar dari Kemenkes

Gubernur Koster menanggapi dengan antusias dan mengundang pihak Bulgaria untuk berpartisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB), yang setiap tahun menjadi ajang promosi dan pelestarian budaya Bali. “Melalui seni, kita membangun jembatan hati dan rasa antarbangsa,” ucapnya.

Selain seni dan budaya, kedua pihak juga menyinggung peluang pertukaran pelajar dan kerja sama antaruniversitas, guna memperluas wawasan generasi muda dan mempererat hubungan antarbangsa melalui jalur pendidikan.

Baca Juga:  Kopi Arak Jadi Simbol Keakraban Diplomatik

Sebagai penutup yang penuh makna, Gubernur Koster menyerahkan cinderamata berupa kain endek khas Bali kepada Wakil Menteri Pavlov simbol keindahan tradisi dan kreativitas rakyat Bali, serta bentuk dukungan nyata terhadap UMKM lokal.

Pertemuan yang diwarnai dengan senyum, budaya, dan secangkir kopi arak menjadi bukti bahwa diplomasi tidak selalu kaku dan formal. Kadang, jalinan antarnegara bisa tumbuh hangat dari segelas kopi arak, selembar kain, dan niat tulus untuk saling memahami. (rls)