Vila di Tabanan Terbakar Akibat Korsleting Listrik, Kerugian Capai Rp1,5 Miliar

Kebakaran Sungai Jungle Villa yang berlokasi di Banjar Cepaka, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan pada Rabu (24/9/2025).
Kebakaran Sungai Jungle Villa yang berlokasi di Banjar Cepaka, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan pada Rabu (24/9/2025).

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Peristiwa kebakaran terjadi di Sungai Jungle Villa yang berlokasi di Banjar Cepaka, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan pada Rabu (24/9/2025) sekitar pukul 12.00 Wita.

Api berhasil dipadamkan dengan tiga unit pemadam kebakaran Kabupaten Tabanan. Namun sebagian bangunan villa hangus terbakar dengan kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 miliar.

Kapolsek Kediri Kompol I Nyoman Sukadana mengatakan, dugaan sementara api bersumber dari korsleting arus listrik pada water heater (pemanas air) yang terpasang di bangunan vila.

Baca Juga:  Pohon Tumbang di Tabanan Timpa Pelinggih, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta

“Diduga api berasal dari korsleting listrik pada water heater, tapi masih dalam penyelidikan,” jelasnya.

Berdasarkan pengakuan saksi Ahmad Gozali (42), yang saat itu berada di lokasi kejadian, kemunculan api diawali suara letupan dari arah villa. Saat mendekat, ia melihat asap dan api mulai berkobar.

“Saksi kemudian melapor ke karyawan villa, dan bersama masyarakat berusaha memadamkan api secara manual sebelum menghubungi damkar,” kata Sukadana.

Tak berselang lama, tiga unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Dengan sigap, petugas bersama warga berhasil mengendalikan api sehingga hanya seperempat bagian bangunan yang terbakar. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Baca Juga:  Sampel Otak Anjing Diduga Rabies yang Gigit Pendaki di Gunung Batukaru Diuji Lab

Meski demikian, kebakaran ini ditaksir menimbulkan kerugian hingga Rp1,5 miliar. Pemilik villa yakni WNA asal Australia bernama Hayes Penelope Thompson (53).

“Pemilik vila akan melapor peristiwa kebakaran besok pagi di Polsek Kediri guna mendapatkan klaim asuransi,” imbuh Sukadana. (ana)