PANTAUBALI.COM, TABANAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan mencatat sedikitnya terdapat 33 titik bencana akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Tabanan selama dua hari terakhir. Bencana yang terjadi meliputi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, hampir merata di sepuluh kecamatan.
“Hingga Rabu (10/9) pukul 19.00 WITA, ada sekitar 33 titik bencana dengan estimasi kerugian mencapai Rp1,04 miliar. Namun ini masih dinamis dan kemungkinan akan ada laporan lagi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, saat dikonfirmasi Kamis (11/9/2026).
Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, sejumlah titik mengalami kerusakan cukup parah, di antaranya di Perumahan Lembah Sanggulan, Kediri, di mana beberapa bangunan ambles diterjang banjir. Di Banjar Bongan Jawa, Desa Bongan, dapur rumah warga hanyut dan senderan setra Banjar Bongan Lebah, ambles.
“Tadi juga baru masuk laporan kerusakan di Pura Prajapati, Desa Bengkel, Kediri,” ujarnya.
Menurutnya, penanganan di beberapa lokasi akan menggunakan alat berat, seperti pembersihan material tanah longsor di Setra Gandhamayu Kota Tabanan yang menutupi akses jalan menuju Kota untuk dan Perumahan Lembah Sanggulan.
“Untuk evakuasi di Sanggulan kami rencanakan pada hari Sabtu ini, karena alat berat sudah siap digunakan,” jelas Srinadha.
Sementara itu, warga juga ikut membantu penanganan longsor di jalur Desa Sudimara menuju Desa Bengkel dengan menyediakan alat berat. Ia menegaskan penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab BPBD, melainkan membutuhkan peran serta masyarakat, TNI, dan Polri.
Srinadha menyampaikan, Bupati Tabanan menginstruksikan BPBD agar selalu hadir di setiap kejadian bencana, meskipun penanganan belum bisa dilakukan secara optimal. “Kami berusaha merespons cepat setiap laporan,” tegasnya.
Saat ini proses pembersihan sudah dilakukan di beberapa titik dan akan terus dilanjutkan. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena potensi cuaca buruk dan bencana masih mungkin terjadi, meski BMKG menyebut siklus cuaca ekstrem mulai mereda.
“Cuaca dan bencana tidak bisa dipastikan. Angin kencang dan hujan deras bisa saja terjadi sewaktu-waktu maka kami imbau masyarakat tetap waspada,” pungkasnya. (ana)