37 Stan UMKM dan Kuliner akan Hadir pada Tanah Lot Art & Food Festival #6 

Pergelaran Tanah Lot Art & Food Festival #5 diramaikan puluhan stan umkm dan kuliner.
Pergelaran Tanah Lot Art & Food Festival #5 diramaikan puluhan stan umkm dan kuliner.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Tanah Lot Art & Food Festival #6 dipastikan berlangsung selama lima hari, mulai 21 hingga 25 Agustus 2025 di Kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan.

Festival tahunan ini menghadirkan beragam pertunjukan seni, budaya, serta kuliner khas Bali dengan melibatkan 37 stan UMKM.

Tahun ini, festival mengusung tema Prayajana Samudrasya Adiswara, yang bermakna persembahan dan pengorbanan terhadap kekuatan samudra menuju keharmonisan, keagungan, dan kemuliaan Tanah Lot.

Salah satu yang menarik, dua kuliner lawas Bali yang hampir punah kembali diangkat, yakni Penyon dan Serapah. Serapah merupakan olahan daging babi, ayam, atau bebek dengan bumbu genep, santan, dan tepung beras yang biasanya disajikan bersama sate serapah.

Sedangkan Penyon, dikenal juga sebagai lawar basah, terbuat dari daging dan sayuran dengan tambahan kelapa bakar, bumbu kalas, serta rempah khas Bali.

Baca Juga:  RSUD Tabanan Bangun Kamar Jenazah Berkapasitas 56 Jenazah, Rampung Akhir 2025

Selain itu, festival juga menghidupkan kembali jajanan tradisional era 1960–1980-an, seperti Jaje Serebet (singkong goreng manis berlapis gula merah) dan Jaje Rengas (kue bulat berbahan ubi, tepung beras, kelapa, dan gula merah).

Kedua jajanan legendaris ini akan ditampilkan lengkap dengan demo pembuatannya melalui Klinik Kuliner, sehingga wisatawan dapat ikut serta dalam prosesnya.

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dalam press converence pada Sabtu (16/8/2025) menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan festival ini.

“Saya sangat bangga ketika badan pengelola dan masyarakat desa mampu menggelar event sebesar ini. Festival yang berkelanjutan tentu memberi dampak positif bagi UMKM dan masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga:  BPBD Tabanan Sumbangkan 9.500 Pcs Masker ke Petugas TPA Mandung

Harapannya, festival yang digelar selama lima hari tersebut tidak hanya meningkatkan kunjungan wisata, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi warga lokal.

Sementara itu, Manajer Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, mengatakan konsep festival tahun ini tetap berakar pada seni, budaya, dan kuliner Tabanan, namun dengan beberapa penyegaran.

“Ada evaluasi dan pembaruan dari segi desain, rancangan acara, hingga konten. Kami ingin menjadikan festival ini penuh hiburan, kuliner, dan spot foto menarik untuk media sosial,” jelasnya.

Sejak pertama kali digelar, Tanah Lot Art & Food Festival telah menjadi ikon tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat Bali maupun wisatawan mancanegara. Festival ini konsisten mengangkat potensi kuliner khas Tabanan, seni, budaya, serta kearifan lokal, termasuk keterlibatan 23 desa adat di Kecamatan Kediri dengan penampilan andalan Parade Gebogan.

Baca Juga:  Lapangan Alit Saputra Kini Dikelola Desa Adat Kota Tabanan, Retribusi Parkir Resmi Sesuai Aturan

Adapun rangkaian acara festival meliputi pertunjukan seni dan budaya Bali, pertunjukan musik modern dan lagu pop Bali, parade gebogan, dan klinik kuliner dan lomba carving buah-sayur.

Festival akan terbagi di tiga panggung utama, yakni Panggung Budaya, Panggung Lilacita, dan Panggung Utama

“Dalam pergelaran festival ini kami libatkan 23 desa adat di Kecamatan Kediri,” tambah Sudiana.

Dengan berbagai rangkaian acara yang disiapkan, Tanah Lot Art & Food Festival #6 diharapkan tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga mampu melestarikan kuliner dan budaya Bali yang hampir punah. Festival ini juga diharapkan mampu mendongkrak kunjungan ke DTW Tanah Lot. (ana)