Sekolah Rakyat di Bali Bakal Dipusatkan di Kubu Karangasem

Kegiatan belajar siswa di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan.
Kegiatan belajar siswa di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto telah dilaksanakan di Provinsi Bali.

Untuk sementara, pusat kegiatan belajar mengajar ditempatkan di Sentra Mahatmiya, Tabanan, yang kini resmi menyandang nama Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan.

Namun, keberadaan SRMP 17 Tabanan ini bersifat sementara. Kementerian Pekerjaan Umum berencana membangun pusat Sekolah Rakyat di Bali, yang akan berlokasi di Kubu, Karangasem.

Hal itu diungkapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksana Prasarana Strategis Bali Direktorat Jendral Pelaksana Kementerian PU, Fitriyanti, saat ditemui di usai kegiatan program Bersih Sehat Bersama Siswa dan Guru di SRMP 17 Tabanan, pada Jumat (8/8/2025).

“Target kami di 2026 mendatang sudah bisa terbangun, bertepatan dengan tahun ajaran baru sekitar Juni atau Juli,” ungkap Fitriyanti.

Baca Juga:  Sekolah Rakyat di Tabanan Kekurangan Tenaga Pendidik

Menurutnya, pembangunan saat ini masih dalam tahap perencanaan. Lokasi yang disiapkan di Karangasem memiliki luas lahan 5 hektare dan dirancang untuk menampung pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA. Fasilitas yang akan dibangun meliputi ruang kelas, asrama, laboratorium, serta ruang guru dan pendukung lainnya.

Sementara menunggu pembangunan rampung, SRMP 17 Tabanan akan terus digunakan hingga akhir tahun anggaran 2025. Setelah itu, seluruh aktivitas pembelajaran akan dipindahkan ke lokasi baru di Karangasem.

Baca Juga:  Lapangan Alit Saputra Tabanan Kini Dilengkapi Videotron

Saat ini, SRMP 17 Tabanan menampung 75 siswa dari empat kabupaten yakni Tabanan 61 siswa, Buleleng 8, Badung 3, dan Denpasar 3. Sekolah ini berada di bawah naungan Kementerian Sosial dan dilengkapi fasilitas pendidikan, tempat tinggal, makan, hingga layanan kesehatan.

Para siswa didampingi oleh 12 orang guru, satu wali asrama, serta delapan wali asuh yang memiliki latar belakang di bidang sosial.

Baca Juga:  1.300 Bibit Pohon Ditanam di Hutan Lindung Batukau

Sebelum digunakan sebagai sekolah rakyat, gedung Sentra Mahatmiya mengalami kerusakan sekitar 25-30 persen, seperti plafon yang lembab dan jebol, cat dinding yang mengelupas, dan penerangan yang tidak sesuai standar.

Menanggapi hal ini, tim dari Kementerian PUPR melakukan perbaikan ringan pada Mei hingga Juni 2025, agar proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan aman dan nyaman.

“Kami hanya menangani kerusakan ringan di bangunan ini. Perbaikan meliputi plafon, pengecatan ulang, dan pengadaan lampu sesuai standar PU,” tambah Fitriyanti. (ana)