Kabar Gembira! Bayar TMD Bisa Pakai Qris Mulai 14 Agustus

Bus Trans Metro Dewata. (Foto: Semarangstraight)
Bus Trans Metro Dewata. (Foto: Semarangstraight)

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Mulai 14 Agustus 2025, pembayaran tiket Trans Metro Dewata (TMD) bisa dilakukan secara non tunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (Qris). Program digitalisasi ini digagas oleh Bank Indonesia sebagai upaya memperluas akseptasi transaksi digital di sektor transportasi publik.

Gubernur Bali, Wayan Koster menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai, digitalisasi pembayaran di transportasi umum seperti TMD merupakan langkah positif untuk mendukung efisiensi dan kenyamanan layanan publik di Bali.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Gubernur Bali dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja pada Rabu (6/8/2025) di Jayasabha. Dalam kesempatan itu, Erwin melaporkan, program pembayaran tiket TMD menggunakan Qris akan resmi diluncurkan pada 14 Agustus 2025.

Baca Juga:  Gubernur Koster Minta Masyarakat Urus Sampah Sendiri dengan Pengolahan Berbasis Sumber

Menariknya, selama dua bulan pertama pelaksanaan, masyarakat Bali akan mendapat diskon khusus sebesar Rp 1.000 per tiket. Harga tiket yang semula Rp 4.400 menjadi Rp 3.400 bagi pengguna yang membayar menggunakan Qris.

Selain melaporkan program digitalisasi pembayaran di TMD, Erwin juga memohon dukungan Gubernur Bali untuk mewujudkan Landmark Cinta Bangga Paham Rupiah di kawasan Monumen Bajra Sandhi, Renon.

Baca Juga:  Koster Blak-blakan Soal Penutupan TPA Suwung, Ada Ancaman Pidana dari Pusat 

Program yang akan dimulai pada September 2025 ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat Bali terhadap pentingnya mencintai, memahami, dan bangga menggunakan mata uang Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.

Diakhir pertemuannya, Gubernur Bali, Wayan Koster berpesan agar BI bisa terus bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali menangani inflasi, dengan melakukan program pemberian sembako atau beras per bulannya kepada masyarakat kurang mampu di Bali.

“Dulu ada program operasi pasar murah untuk menangani inflasi, sekarang pola itu harus kita ubah dengan menyentuh langsung bantuan beras ke masyarakat kurang mampu atau yang mengalami daya beli rendah di Bali secara by name, by addres,” pesan Gubernur Bali yang langsung disambut positif oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali, Erwin.

Dari mana berasnya? Kata Gubernur Bali, Wayan Koster bahwa berasnya bersumber dari Bumdes atau Koperasi yang mengelola beras lokal Bali dari hasil produksi para petani di Bali.

Baca Juga:  CHANDI SUMMIT 2025 Siap Digelar di Bali, 50 Delegasi Negara akan Hadir

“Dalam pelaksanaan program penanganan inflasi ini juga kita mengajak Bulog dan Kepala Desa agar bantuan beras yang diberikan ke masyarakat kurang mampu tepat sasaran,” tegasnya. (ana)