Daftar 28 PTN/PTS di Bali Ikut Program Satu Keluarga Satu Sarjana, Lengkap dengan Kuota

Penandatanganan kesepakatan kerja sama dan perjanjian kerjasama (PKS) program satu keluarga satu sarjana di Kertha Sabha Jaya Sabha, Selasa (29/7/2025). 
Penandatanganan kesepakatan kerja sama dan perjanjian kerjasama (PKS) program satu keluarga satu sarjana di Kertha Sabha Jaya Sabha, Selasa (29/7/2025). 

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Sebanyak 28 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN/PTS) di Bali resmi bergabung dalam Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang diluncurkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Program ini menyasar keluarga miskin yang belum memiliki anggota keluarga bergelar sarjana, dan akan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025 mulai Agustus ini.

Program inovatif ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Bali, sekaligus memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat yang kurang mampu.

Melalui kerja sama antara Pemprov Bali dan PTN/PTS, sebanyak 1.450 calon mahasiswa akan dibiayai penuh, baik biaya kuliah maupun biaya hidup selama delapan semester atau empat tahun.

Gubernur Koster menegaskan seluruh komponen biaya ditanggung penuh oleh pemerintah provinsi, termasuk biaya pendidikan sebesar Rp 1 juta per mahasiswa per semester.

Baca Juga:  Pemprov Bali Luncurkan Program Satu Keluarga Satu Sarjana, 1.450 Calon Mahasiswa Dibiayai Penuh

Selain itu, mahasiswa nantinya akan mendapatkan biaya hidup dan tempat tinggal Rp 1,4 juta per bulan untuk mahasiswa yang berdomisili atau kuliah di wilayah Denpasar dan Badung. Sedangkan Rp 1,2 juta per bulan untuk mahasiswa yang kuliah di wilayah Buleleng dan Karangasem.

Total bantuan akan diberikan hingga delapan semester. PTN/PTS peserta program juga sepakat untuk tidak memungut biaya apapun dari mahasiswa, termasuk bebas dari biaya pendaftaran, uang pangkal, maupun biaya pembangunan.

Berikut adalah daftar lengkap PTN dan PTS di Bali yang ikut serta dalam program ini, lengkap dengan kuota masing-masing:

Perguruan Tinggi Negeri (PTN):

  1.  Universitas Udayana – 100
  2. Universitas Pendidikan Ganesha – 100
  3. Politeknik Negeri Bali – 100
  4. Institut Seni Indonesia Bali – 55
  5. Universitas Terbuka Denpasar – 50
  6. Poltekkes Kemenkes Denpasar – 50
  7. Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan Singaraja – 35
  8. Politeknik Pariwisata Bali – 30
Baca Juga:  Tak Kapok! Residivis Kembali Bobol Warung Sembako di Renon

Perguruan Tinggi Swasta (PTS):

  1. Universitas Mahasaraswati – 100
  2. Universitas Warmadewa – 100
  3.  Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) – 100
  4. Universitas PGRI Mahadewa Indonesia – 100
  5. STIKes Buleleng – 100
  6. Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) – 50
  7. Universitas Mahendradata – 50
  8. Universitas Dhyana Pura – 50
  9. Universitas Hindu Indonesia – 50
  10. Universitas Dwijendra – 40
  11. ITB Stikom Bali – 35
  12. Primakara University – 25
  13. Universitas Ngurah Rai – 25
  14. Institut Teknologi dan Kesehatan Bali – 25
  15. Universitas Bali Internasional – 20
  16. Universitas Triatma Mulya – 20
  17. Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional – 10
  18. STIKes Wira Medika Bali – 10
  19. STKIP Amlapura – 15
  20. Institut Desain dan Bisnis Bali – 5
Baca Juga:  Layanan Fast Boat dari Pemenang ke Bali Ditutup Sementara Karena Cuaca Buruk

Program ini diprioritaskan untuk rumah tangga miskin yang belum memiliki lulusan sarjana. Verifikasi terhadap data calon mahasiswa akan dilakukan langsung oleh masing-masing perguruan tinggi sebelum proses penerimaan dimulai.

“Ini adalah program gotong royong antara Pemprov dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi tidak boleh memungut biaya tambahan apa pun. Semua harus gratis,” tegas Koster.

Untuk tahap awal di tahun 2025, Pemprov Bali mengalokasikan anggaran sebesar Rp 9,7 miliar untuk membiayai 1.450 mahasiswa dari Agustus hingga Desember 2025. Tahun berikutnya, anggaran penuh untuk program ini diperkirakan mencapai Rp 27 miliar.

“Mulai 2026, semua kabupaten/kota harus berpartisipasi. Besaran bantuannya bisa disesuaikan dengan kemampuan fiskal masing-masing daerah,” kata Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini. (ana)