
PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) Polda Bali terus mendorong penguatan peran pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di era digital.
Salah satunya melalui kegiatan pelatihan yang bertajuk “Bersama UMKM Membangun Digital Marketing Menuju UMKM Maju dan Unggul”. Kegiatan digelar di Grand Mirah Boutique Hotel, Denpasar, Senin (21/7/2025).
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 12.30 Wita ini diikuti puluhan pelaku UMKM dari Kota Denpasar. Selain bertujuan meningkatkan kapasitas digital para pelaku usaha kecil, pelatihan ini juga menjadi bagian dari strategi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif di Bali.
Sejumlah narasumber dihadirkan dalam kegiatan ini, mulai dari perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar, akademisi dari Primakara University, hingga praktisi digital. Turut hadir mewakili Direktur Intelkam, Kabag Analis Ditintelkam Polda Bali.
Dalam sambutannya, Kabag Analis Ditintelkam menyampaikan bahwa keberadaan UMKM tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah, namun juga berperan dalam mendukung terciptanya keamanan yang kondusif.
“Jika kamtibmas terjaga, maka pelaku UMKM bisa berkembang tanpa adanya gangguan seperti pungli atau tekanan dari oknum tertentu. Sinergi aparat keamanan dan pemerintah menjadi fondasi penting,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar, I Gede Abdi Pusta mendorong pelaku UMKM untuk mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) dan mendaftarkan merek dagangnya ke Kemenkumham.
“Hal ini sangat penting untuk perlindungan usaha dan penguatan posisi di pasar,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya strategi pemasaran melalui media sosial dan kemasan produk yang menarik agar mampu bersaing di pasar digital yang semakin ketat.
Dari sisi akademisi, Made Irma Dwiputranti, dari Primakara University memaparkan tantangan umum UMKM pemula, seperti belum adanya pemisahan antara keuangan pribadi dan usaha. “Ini sering kali mengganggu pencatatan dan pengembangan usaha,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan pelanggan melalui pelayanan yang konsisten dan penggunaan media sosial secara aktif.
Praktisi digital Riska Eka Putri turut mengingatkan bahwa potensi digital marketing di Bali sangat besar. “Dengan 79 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi internet, peluang untuk memasarkan produk lewat e-commerce sangat luas,” jelasnya.
Pelatihan ini ditutup dengan penekanan pentingnya pengawasan terhadap usaha ilegal yang belum terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS). Selain itu, komunikasi strategis antara UMKM dan aparat keamanan dianggap krusial di tengah tantangan dunia usaha dan teknologi yang terus berkembang. (rls)