PANTAU BALI.COM, DENPASAR – Panggung terbuka Ardha Candra bergemuruh saat Seniman Muda Badung menampilkan garapan kolosal bertajuk Pasir Ukir.
Dibalut kekuatan tradisi dan nuansa kontemporer, pertunjukan ini memukau ribuan pasang mata, termasuk Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, yang hadir langsung memberi apresiasi tinggi atas karya tersebut.
Pementasan berdurasi sekitar satu jam itu melibatkan lebih dari 150 seniman muda asal Badung, menyuarakan pesan penting: alam semesta adalah warisan yang harus dijaga, bukan dieksploitasi.
Menurut I Gusti Ngurah Krisna Gita selaku sutradara dan penata panggung, Pasir dan Ukir merupakan kisah simbolik tentang sepasang anak kembar yang lahir dari cahaya Ibu Pertiwi-Pasir yang berasal dari laut, dan Ukir dari gunung.
Terpisah tanpa tahu hubungan darah, keduanya ditakdirkan bertemu untuk memulihkan keseimbangan semesta yang terguncang oleh kerakusan manusia.
“Melalui kisah ini, kami ingin menyampaikan pentingnya menjaga gunung, laut, dan seluruh tatanan alam. Ketika alam dirawat dengan tulus, maka semangat Jagat Kerthi harmoni semesta dapat terwujud,” ungkap Krisna.
Didampingi oleh komposer I Made Adi Suyoga Adnyana dan I Wayan Andina Suldastyasa Krisna menuturkan, proses kreatif berlangsung secara kolektif. Garapan tari disusun selama dua bulan, sementara komposisi tabuh dikerjakan 1,5 bulan, dan disatukan dalam sesi latihan terpadu selama dua minggu.
“Kita mulai dari eksplorasi gerak, lalu tabuh meresponnya. Kadang sebaliknya musik lahir lebih dulu, lalu koreografi menyesuaikan. Semua berlangsung dinamis dan kolaboratif,” jelasnya.
Seniman muda Badung yang tergabung dalam pementasan ini juga mendapatkan ruang untuk tumbuh dan belajar, khususnya dalam skala pentas sebesar Pesta Kesenian Bali (PKB).
Sementara itu, Adi Suyoga mengakui, menyatukan puluhan seniman lintas bidang bukan perkara mudah. Dibutuhkan banyak diskusi dan latihan intensif untuk menyatukan persepsi artistik.
“Ada 33 seniman khusus menangani kerawitan. Tantangan terbesarnya adalah menyinergikan musik dan tari menjadi satu kesatuan yang utuh dan hidup,” ujarnya.
Dalam garapan megah ini, juga turut terlibat nama-nama penting lainnya seperti I Made Kass Winata Keneh sebagai pimpinan produksi, serta Ni Putu Ari Sidiastini yang bertindak sebagai art director sekaligus koreografer.
Lewat Pasir dan Ukir, Seniman Muda Badung tak hanya menampilkan keindahan seni pertunjukan, tetapi juga mengetuk kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga bumi demi masa depan yang harmoni dan lestari. (jas)