Moeldoko: Gubernur Bali Pelopor Nasional Ekonomi Hijau dan Kendaraan Listrik

Gubernur Bali saat hadiri jamuan makan malam peserta Periklindo Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025 di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Rabu (9/7/2025).
Gubernur Bali saat hadiri jamuan makan malam peserta Periklindo Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025 di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Rabu (9/7/2025).

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster disebut sebagai pelopor dalam gerakan ekonomi hijau dan pemanfaatan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Pasalnya, jauh sebelum isu ini menjadi pembahasan dunia, Gubernur Koster telah mencanangkan berbagai program nyata dalam mendukung terwujudnya ekonomi hijau.

Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam acara jamuan makan malam peserta Periklindo Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025 di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Rabu (9/7/2025).

Lebih lanjut, Moeldoko menyebut salah satu program nyata Gubernur Koster dalam gerakan ekonomi hijau adalah kebijakan penghentian penggunaan batubara sebagai sumber energi listrik di Bali.

“Saat dunia mulai membahas tentang ekonomi hijau, Gubernur Koster telah bicara jauh sebelumnya,” ujarnya.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini juga menegaskan bahwa dirinya tidak meragukan keseriusan Gubernur Koster dalam pemanfaatan kendaraan listrik.

“Kalau bicara soal EV, Gubernur Koster adalah pelopor sesungguhnya,” cetus Moeldoko.

Karena itu, ia tak heran ketika pertama kali bertemu untuk membahas penyelenggaraan PEVC di Bali, Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng itu langsung memberikan sambutan sangat positif.

Dalam sambutannya, Moeldoko juga menegaskan bahwa kendaraan listrik bukan sekadar teknologi, tetapi bagian penting dari upaya pelestarian lingkungan.

“Berbicara tentang EV itu bukan hanya bicara teknologi. Ini tentang bagaimana kita membangun lingkungan yang bersih untuk anak cucu kita. EV juga bagian penting dari diplomasi ekonomi hijau,” tegasnya.

Baca Juga:  Koster Minta Media Televisi Manfaatkan Turyapada Tower Digratiskan Enam Bulan

Moeldoko menambahkan, Indonesia melalui Periklindo akan terus mengkampanyekan pentingnya perubahan ke arah yang lebih baik bagi lingkungan.

Menutup sambutannya, Moeldoko mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Koster dan jajaran yang telah menyiapkan jamuan makan malam untuk peserta PEVC di tempat yang dinilai sangat terhormat dan memiliki nilai sejarah luar biasa bagi Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster sendiri menyambut baik inisiatif Moeldoko menggelar konferensi kendaraan listrik di Pulau Dewata. Menurutnya, agenda ini sejalan dengan kebijakan Pemprov Bali yang saat ini tengah gencar mengkampanyekan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Periklindo yang telah mempercayakan Bali sebagai tuan rumah PEVC. Ini merupakan momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur dua periode ini juga memaparkan visi besar Bali melalui Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Visi tersebut tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi, tetapi juga mengedepankan harmoni spiritual yang berakar pada adat, budaya, dan agama.

“Visi ini melandasi komitmen kami untuk melestarikan lingkungan alam dan memuliakan sumber-sumber kehidupan. Itulah sebabnya kami menerapkan kebijakan yang ramah lingkungan,” jelas Koster.

Baca Juga:  24 Adegan Rekonstruksi Ungkap Sadisnya Pembunuhan Penjaga Villa di Sesetan

Di bidang energi, Bali telah menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, yang diperkuat oleh Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2020 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Bali Tahun 2020–2050.

Berkat keteguhan Gubernur Koster, Menteri ESDM dan PLN telah menyetujui bahwa pembangkit listrik di Bali tidak boleh lagi menggunakan batubara.

“Sebagai gantinya, kami mendorong pemanfaatan energi bersih dari angin, matahari, gelombang laut, dan panas bumi. PLN juga telah mencantumkan rencana ini dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional untuk wilayah Bali,” tambahnya.

Di sisi hilir, Pemprov Bali menerapkan kebijakan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai melalui Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2019.

“Kami mengkampanyekan penggunaan kendaraan listrik kepada seluruh elemen masyarakat. Mobil dinas saya kendaraan listrik. Kapolda, Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi, Danlanal, Danlanud, dan Danrem juga telah menggunakan kendaraan listrik. Mulai tahun ini, saya dorong seluruh ASN juga menggunakan kendaraan listrik. Ini produk yang memuliakan alam,” jelas Koster.

Guna memperluas pemanfaatan kendaraan listrik, Pemprov Bali tengah merancang zona ramah lingkungan di kawasan wisata seperti Kuta, Sanur, Ubud, dan Nusa Penida. Kawasan ini akan diatur untuk menggunakan energi bersih dan kendaraan listrik secara menyeluruh.

Baca Juga:  Badung Tampil Gagah di Lomba Barong Ket PKB 2025, Tampilkan Musik Bebadungan Munggu

Untuk mendukung percepatan peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik, Gubernur Koster meminta dukungan semua pihak agar kebijakan ini berjalan lancar. “Kami siap bersinergi dan berkolaborasi,” katanya.

Dalam sambutannya, Koster juga mengundang para investor untuk merealisasikan kawasan industri kendaraan listrik yang lahannya telah disiapkan di Jembrana. Ia meyakini, jika kawasan ini terealisasi, percepatan penggunaan kendaraan listrik akan lebih optimal.

“Kami juga mengundang investor yang berminat mengembangkan PLTS atap di Bali. Ini bagian dari upaya menyeluruh dari hulu ke hilir dalam pemanfaatan energi bersih,” imbuhnya.

Tak hanya di sektor energi, Bali juga mendorong kebijakan ramah lingkungan di sektor pertanian dengan mengembangkan pertanian organik tanpa pupuk kimia maupun pestisida. “Saat ini, 70 persen sawah di Bali sudah organik,” ungkapnya.

Kebijakan pelestarian lingkungan juga diwujudkan dalam pelarangan penggunaan plastik sekali pakai yang telah diterapkan secara luas.

Selain para peserta PEVC, jamuan makan malam itu juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok Drs. Djauhari Oratmangun, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Wang Lutong, tokoh kendaraan listrik Asia Prof. C.C. Chan, serta Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok, Al Busyra Basnur.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Koster turut menyerahkan cendera mata berupa arak Bali kepada para tamu kehormatan. (ana)