
PANTAUBALI.COM, JEMBRANA – Memasuki hari kedua pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, upaya tim SAR gabungan belum menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga Jumat (4/7/2026) sore, belum ada tambahan korban yang ditemukan.
Proses pencarian yang melibatkan unsur SAR darat, laut, dan udara ini menghadapi kendala serius akibat cuaca buruk.
Jarak pandang terbatas serta gelombang tinggi yang disertai angin kencang menyulitkan tim dalam melakukan pencarian secara optimal.
Penyisiran jalur darat dilakukan di dua titik, yakni di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Sementara dari jalur laut, pencarian dilakukan menggunakan kapal dan perahu dari TNI AL, Basarnas, Polri, dan unsur potensi SAR lainnya. Selain itu, satu unit helikopter milik Basarnas turut dikerahkan untuk menyisir dari udara.
Data terbaru menunjukkan perubahan jumlah korban akibat adanya klarifikasi identitas. Tercatat 6 orang ditemukan meninggal dunia, 30 orang selamat, dan 29 orang lainnya masih dalam pencarian.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan serta Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Pertama Ribut Eko Suyanto, menegaskan, pihaknya akan terus memaksimalkan seluruh kekuatan dan peralatan yang ada untuk menemukan para korban yang masih hilang.
“Tim SAR gabungan akan terus melakukan pencarian dan pertolongan korban KMP Tunu Pratama Jaya dengan memaksimalkan seluruh kekuatan dan peralatan, baik dari jalur darat, udara, maupun laut,” tegasnya.
Upaya pencarian akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban berhasil ditemukan.
Seperti diketahui, Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang melayani rute Ketapang-Gilimanuk tenggelam di Selat Bali, Rabu malam (2/7/2025), sekitar 25 menit setelah berlayar pukul 22.56 WIB.
Kapal mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta memuat 22 kendaraan termasuk 14 truk tronton. Kapal diperkirakan tenggelam pukul 23.20 WIB. (ana)