Kunjungan DTW Tanah Lot dalam Bayang-Bayang Dinamika Global

Kunjungan wisatawan ke DTW Tanah Lot, Tabanan, Bali.
Kunjungan wisatawan ke DTW Tanah Lot, Tabanan, Bali.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, kembali menjadi perhatian dunia. Konflik tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk sektor pariwisata internasional yang masih dalam tahap pemulihan.

Manajer Operasional Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, I Wayan Sudiana, menyampaikan  situasi global tersebut perlu dicermati dengan seksama.

“Situasi perang mungkin akan berpengaruh terhadap ekonomi secara umum dan kemungkinan juga berdampak pada kunjungan wisata. Namun masih diperlukan observasi lebih lanjut untuk memastikannya,” ujarnya, Selasa (24/6/2025).

Selain isu geopolitik dan pelestarian budaya, pihak manajemen DTW Tanah Lot juga mencermati perkembangan lain yang dapat memengaruhi kunjungan wisatawan. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur dan Gunung Semeru di Jawa Timur, misalnya, menimbulkan kekhawatiran di kalangan wisatawan asing.

Pemerintah Australia bahkan telah mengeluarkan travel advisory bagi warganya yang hendak bepergian ke wilayah Indonesia, termasuk Bali.

Baca Juga:  Bus Tabrak Pikap di Selemadeg Tabanan, Dua Orang Luka-luka

Di sisi lain, persoalan klasik seperti kemacetan menuju kawasan Tanah Lot juga masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dicarikan solusinya. “Kemacetan masih menjadi tantangan yang bisa mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung,” imbuh Sudiana.

Di tengah persoalan itu, upaya konservasi budaya tetap berjalan di kawasan Pura Luhur Tanah Lot. Pengempon pura bersama pihak terkait telah memulai proses pemugaran pelinggih utama sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya Bali. Tahap awal pemugaran meliputi pembongkaran struktur utama yang kemudian akan diperkuat secara bertahap.

Baca Juga:  Pabrik Penyosohan Padi di Tabanan Dibangun 2026, Pemkab Siapkan Dua Opsi Lokasi

Proses pemugaran ini menghadapi tantangan tersendiri, terutama faktor alam seperti pasang surut air laut yang memengaruhi jadwal serta teknik pelaksanaan di lokasi pura yang berada di atas batu karang di tengah laut.

Selain itu, sebagai bagian dari penguatan daya tarik budaya lokal, DTW Tanah Lot kini merancang kegiatan latihan kesenian tradisional seperti rindik, okokan, dan tektekan di panggung terbuka yang baru selesai dibangun. Okokan dan tektekan merupakan seni khas Kabupaten Tabanan. Nantinya, wisatawan juga dapat ikut serta dalam latihan ini sebagai pengalaman budaya yang imersif.

Baca Juga:  PKK Tabanan Bangkitkan Semangat Generasi Muda di Puncak HKG PKK ke-53 Bali

Meski masih dalam tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan tersebut akan mempertimbangkan kesiapan panggung serta faktor cuaca agar berjalan dengan baik dan aman bagi pengunjung.

Menghadapi beragam dinamika, DTW Tanah Lot tetap berkomitmen menjaga kualitas layanan dan daya tarik destinasi. Pemantauan terhadap isu-isu global dilakukan secara berkala guna memastikan strategi pengelolaan yang responsif dan adaptif terhadap perubahan situasi.

“Kami akan terus melaporkan perkembangan dari waktu ke waktu dan siap melakukan penyesuaian strategi agar pengelolaan destinasi tetap adaptif dan berkelanjutan,” tegas Sudiana. (ana)