PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Bali kembali menunjukkan taringnya dalam perang melawan narkotika. Dalam rentang waktu mulai April hingga 14 Mei 2025, aparat berhasil mengungkap jaringan peredaran gelap narkoba lintas wilayah dan menyita total 2,7 kilogram narkoba berbagai jenis. Nilai barang bukti tersebut ditaksir mencapai Rp 2,047 miliar.
“Ini bukan sekadar angka, tapi sebuah peringatan keras bahwa Bali masih menjadi sasaran empuk jaringan narkoba, baik lokal maupun internasional,” ujar Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy dalam siaran persnya pada Jumat (16/5/2025).
Barang bukti yang disita terdiri dari:
Sabu-sabu: 964,61 gram
Ganja: 1.343,31 gram
MDMA (ekstasi): 337 gram
Kokain: 48,62 gram
KTC (Klorin Triklorida): 7,56 gram
Total narkotika ini, menurut perhitungan Polda Bali, berpotensi merusak masa depan setidaknya 4.589 anak bangsa jika berhasil beredar bebas di masyarakat.
“Bayangkan, lebih dari empat ribu nyawa bisa terselamatkan hanya dari pengungkapan ini. Ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami,” tegas Ariasandy.
Sebanyak 34 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam pengungkapan ini. Mereka ditangkap di sejumlah titik, termasuk di kawasan pariwisata, permukiman warga, dan bahkan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Tak tanggung-tanggung, delapan dari tersangka diketahui merupakan warga negara asing (WNA), yang diduga kuat merupakan bagian dari jaringan internasional.
Seluruh tersangka saat ini telah ditahan di Rumah Tahanan Polda Bali untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Polda Bali juga tengah mendalami keterkaitan para tersangka dengan jaringan yang lebih luas.
Kombes Ariasandy menegaskan bahwa peredaran narkoba di Bali bukan hanya persoalan penegakan hukum semata, tetapi juga soal keselamatan masa depan generasi muda. Oleh karena itu, Polda Bali mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta menjadi mata dan telinga dalam upaya pemberantasan narkoba.
“Ini adalah musuh bersama. Perang terhadap narkoba bukan hanya tugas polisi, tapi tanggung jawab kita semua. Kita harus saling mengingatkan dan menjaga lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Dengan tren peredaran yang terus bergeser dan berkembang, Polda Bali terus meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat patroli intelijen untuk mengantisipasi modus-modus baru yang digunakan para pelaku. (MAH)