
PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Parade busana adat khas daerah akan menjadi salah satu sorotan utama dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025. Pada tahun ini, pesta kesenian yang rutin digelar setiap tahun ini akan diagendakan berlangsung pada 21 Juni hingga 19 Juli 2025
Sebagai rangkaian persiapan, Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Arya Sugiartha, melangsungkan rapat teknis persiapan kegiatan bertajuk Utsawa Busana Adat Khas Kabupaten/Kota se-Bali, yang digelar Kamis (15/5/2025) di Ruang Padma, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Kegiatan ini dirancang sebagai wadah memperkenalkan kembali kekayaan busana adat khas yang dimiliki masing-masing daerah di Bali. Setiap Kabupaten/Kota diharapkan menampilkan busana yang benar-benar mencerminkan identitas lokal, termasuk jenis busana adat yang mulai langka dan jarang muncul di ruang publik.
“Kegiatan ini bukan semata-mata menonjolkan estetika, tetapi juga bertujuan membangkitkan kebanggaan terhadap produk lokal dan menghidupkan kembali potensi ekonomi perajin tekstil tradisional Bali,” ujar Arya Sugiartha.
Ia menambahkan, setiap peserta parade diwajibkan menyertakan sinopsis singkat terkait busana yang ditampilkan. Sinopsis tersebut harus memuat nama busana, fungsi, waktu penggunaannya, serta identitas dari peraga dan penatanya.
Sementara itu, Ny. Putri Koster menekankan, pelestarian busana adat merupakan bagian penting dari menjaga jati diri budaya daerah. “Setiap daerah memiliki kekhasan dalam berbusana. Inilah yang harus ditampilkan, disampaikan, dan dijaga. Kita tidak boleh membiarkan warisan ini hilang,” tegasnya.
Namun demikian, ia mengingatkan agar busana adat yang bersifat sakral tidak ditampilkan dalam parade, demi menjaga kesuciannya. Sementara itu, busana adat pengantin tetap diperbolehkan ikut serta selama sesuai dengan konteks budaya masing-masing daerah.
Putri Koster berharap dalam waktu satu setengah bulan ke depan, seluruh Kabupaten/Kota sudah dapat menyiapkan dan mengkurasi koleksi busana adat terbaik yang akan ditampilkan. Ia menegaskan, PKB bukan hanya sebuah pesta seni, tetapi juga ruang edukasi budaya dan ajang memperkuat identitas lokal.
“Pesta Kesenian Bali harus menjadi ruang edukasi sekaligus panggung kebanggaan budaya lokal yang hidup dan lestari,” pungkasnya. (ana)