PANTAUBALI.COM – Pemerintah telah resmi mengumumkan bahwa tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPn) akan mengalami kenaikan dari 11 persen menjadi 12 persen, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Keputusan ini tentu saja membawa dampak yang perlu disiapkan oleh masyarakat dan pelaku usaha. Untuk itu, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengantisipasi perubahan kebijakan ini.
1. Revisi Anggaran dan Prioritaskan Kebutuhan Penting
Meningkatnya tarif PPn berarti ada potensi kenaikan harga barang dan jasa yang perlu diperhitungkan. Oleh karena itu, langkah pertama yang disarankan adalah melakukan pengaturan ulang anggaran belanja. Fokuskan dana pada kebutuhan yang benar-benar mendesak dan penting, serta kurangi pengeluaran konsumtif. Bila memungkinkan, manfaatkan waktu sebelum 1 Januari 2025 untuk membeli barang tahan lama sebelum tarif baru diberlakukan. Selain itu, pilihlah barang atau layanan yang tidak dikenakan PPn atau yang mendapatkan pengecualian, seperti beberapa bahan pokok atau layanan tertentu yang diatur oleh pemerintah.
2. Maksimalkan Sumber Pendapatan dan Inovasi Bisnis
Bagi para pengusaha, ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi peluang baru dengan menambah produk atau layanan yang memiliki margin lebih tinggi. Sementara itu, masyarakat umum bisa mempertimbangkan untuk membuka usaha sampingan dengan modal terjangkau, seperti bisnis online yang kini semakin mudah dijalankan. Untuk sektor UMKM, digitalisasi usaha menjadi kunci utama untuk memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi operasional. Inovasi dalam produk dan layanan akan menjadi faktor penting dalam tetap bertahan dan berkembang di tengah perubahan tarif PPn.
Dengan berbagai dampak yang kemungkinan akan muncul, masyarakat dan pelaku usaha diharapkan dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan serta merencanakan pengeluaran. Keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini bergantung pada kemampuan untuk beradaptasi dengan kebijakan baru dan memanfaatkan peluang yang ada.
Seiring dengan kenaikan tarif PPn yang akan mulai berlaku pada awal tahun depan, kesiapan dan kreativitas menjadi kunci utama untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi. (*)