PANTAUBALI.COM, TABANAN – Setiap enam bulan sekali, umat Hindu akan memperingati hari suci Tumpek Uye atau juga biasa dikenal dengan Tumpek Kandang.
Peringatan hari sakral ini jatuh pada Sabtu atau Saniscara Kliwon wuku Uye, yang datang setiap 210 hari. Biasanya, umat Hindu akan melakukan persembahyangan serta mengupacarai binatang-binatang peliharaan hingga ternak mereka.
Tujuan dari upacara Tumpek Kandang ini ialah sebagai bentuk pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati yang memelihara semua makhluk hidup di semesta ini agar memberikan keselamatan dan kesejahteraan.
Pemujaan ini juga sebagai bentuk kasih sayang dan ungkapan terima kasih manusia kepada binatang ternak dan peliharaannya, yang telah membantu mereka dalam pekerjaan, sebagai persembahan upacara hingga untuk dikonsumsi.
Namun, melansir dari situs seririt.bulelengkab.go.id, Tumpek Kandang juga dijadikan momen untuk mencucikan diri dan menetralisir kekuatan binatang dari diri umat Hindu.
Hal itu dikarenakan, daging binatang yang dikonsumsi manusia akan bersemayam pada tubuh dan dipercaya dapat mempengaruhi sifat dan karakter mereka.
Maka dari itu, makna Tumpek Kandang yang sesungguhnya adalah bukan hanya upacara kepada binatang saja, melainkan juga pembersihan terhadap Bhuana Agung (alam) dan Bhuana Alit (manusia).
Adapun makna Kandang sendiri yakni mengandangkan atau mengurung pikiran yang liar, seperti ibaratnya binatang yang harus dikendalikan. Yang dikendalikan seperti tata krama, sifat liar, malas, pemarah dan lainnya menyerupai karakter hewan pada umumnya. (ana)