PANTAUBALI.COM, GIANYAR – Proyek pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng, Bali, telah disepakati oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto.
Bandara Bali Utara tersebut dibangun sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Bali bagian Selatan serta menjadi green airport (bandara hijau) dalam penggunaan energi dan air bersih.
Direktur Utama PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, Iwan Erwanto mengatakan, pemerintah Indonesia dan Tiongkok telah membuat kesepakatan resmi yang ditandatangani di Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, pada 8 Oktober 2024 lalu.
“Pembangunan tahap pertama akan rampung pada 2027 dan dapat mulai beroperasi,” ucapnya, Jumat (15/11/2024).
Untuk itu, pihaknya telah melakukan studi kelayakan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) secara menyeluruh sebelum proyek itu direncanakan.
Selain itu, tim ahli maritim juga telah mengkaji ekosistem laut di sekitar area pembangunan bandara serta memastikan tidak ada biota laut yang akan terganggu, seperti terumbu karang atau lamun.
“Pembangunan bandara ini telah memenuhi persyaratan, dan dari sisi lingkungan tidak akan merusak ekosistem laut di sekitar lokasi,” jelas Iwan.
Selain studi lingkungan, pihaknya juga telah melakukan studi sosial budaya untuk memastikan tidak ada situs budaya atau sawah subur yang terkena dampak pembangunan.
Pembangunan Bandara Bali Utara ini akan menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat Bali dan menekan angka pengangguran dengan tersedianya lapangan kerja baru. Setidaknya akan ada sekitar 228 ribu lapangan pekerjaan yang akan tercipta.
“Kami berharap bandara ini akan menjadi peluang besar bagi anak-anak muda Bali untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi daerah,” kata Iwan.
Sementara itu, mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mendukung penuh pembangunan bandara di Bali Utara.
Ia menyebut, bandara Bali Utara ini akan menggunakan listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan serta mengandalkan teknologi desalinasi untuk menyediakan air bersih dengan mengolah air laut.
“Langkah ini diyakini akan menjadikan bandara tersebut sebagai pelopor infrastruktur ramah lingkungan di Indonesia,” ucapnya. (ana)