BPBD Badung dan FPRB Tanjung Benoa Gelar Simulasi Gempa Bumi dan Tsunami di Tiga Sekolah

Simulasi bencana
Simulasi bencana

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung bersama Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Tanjung Benoa terus berupaya untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana gempa bumi dan potensi tsunami.

Kegiatan yang digelar yakni simulasi gempa bumi dan potensi tsunami bertempat di tiga lokasi sekaligus yakni SD 1 Tanjung Benoa, SD 2 Tanjung Benoa dan SMP N 3 Kuta Selatan, Selasa (10/9/2024).

Kalaksa BPBD Badung yang diwakili Penata Penganggulangan Bencana Ahli Madya I Wayan Netra menjelaskan, sebanyak 750 peserta yang berasal dari siswa SD 1 Tanjung Benoa, SD 2 Tanjung Benoa, dan SMP 3 Kuta Selatan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini guna menyiapkan kapasitas SDM Masyarakat Tanjung Benoa menjadi masyarakat siaga gempa bumi dan tsunami serta sudah terbiasa melakukan penyelamatan,” ujarnya.

Dirinya menerangkan, potensi bencana gempa bumi akan tetap terjadi, karena wilayah selatan Provinsi Bali masuk dalam Zona Megathrust, yang hingga saat ini belum bisa diprediksi.

Baca Juga:  Bandara Ngurah Rai Tetap Layani Penerbangan Emergency Saat Nyepi

“Semoga ke depannya bisa menyelenggarakan kegiatan serupa di 62 Desa dan Kelurahan lainnya terutama yang memiliki wilayah garis pantai seperti wilayah Desa Cemagi di Kecamatan Mengwi sampai Tanjung Benoa di Kecamatan Kuta Selatan,” ucapnya.

Dengan demikian, diharapkan Desa atau Kelurahan ini menjadi tangguh bencana. Jika terjadi bencana, mereka dapat memulihkan dirinya sendiri tanpa meminta bantuan awal dari yang lain.

“Karena memang bencana itu terjadi dan untuk menyelamatkan masyarakatnya adalah Desa itu sendiri. Tidak mungkin orang lain,” Imbuh Netra.

Sementara Ketua Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Tanjung Benoa, Dr. I Wayan Deddy Sumantra, S.Sn.,M,Si menambahkan kegiatan simulasi gempa bumi dan tsunami digelar untuk menyikapi isu megathrust yang sedang tren di tengah-tengah masyarakat saat ini.

Baca Juga:  Bandara Ngurah Rai Dipadati 73 Ribu Penumpang

“Oleh sebab itu, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Kelurahan Tanjung Benoa bersama unsur pentahelix seperti pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, komunitas, akademisi dan Dunia Usaha bersinergi bersama-sama menggelar kegiatan simulasi tersebut,” Paparnya.

Mengenai keterlibatan Dunia usaha dalam simulasi gempa bumi dan tsunami, Deddy mengakui saat ini, terutama untuk hotel-hotel yang berdiri di sekitar kawasan Tanjung Benoa sangat mensupport berbagai kegiatan untuk mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami ini.

Support yang mereka berikan salah satunya dengan menyediakan perlengkapan konsumsi serta tempat evakuasi korban. Dijelaskan lebih lanjut bahwa saat ini pihaknya sudah membuat MOU dengan hotel-hotel yang ada di wilayah Tanjung Benoa sebagai tempat evakuasi sementara.

Baca Juga:  Lansia di Marga Tabanan Hilang Sejak 4 Hari Belum Ditemukan

“Dari unsur pentahelix itu kita bersinergi dengan steakholder pemerintah. Dari pemerintah pusat, BPBD Provinsi Bali, BPBD Kabupaten Badung, FPRB Provinsi Bali dan Kabupaten Badung juga Pemerintah Kecamatan, Kelurahan Tanjung Benoa dan unsur Yowana semuanya kita libatkan dalam satu kesatuan membangun ketangguhan di Tanjung Benoa ini,” ujarnya.

Turut hadir dalam Kegiatan tersebut, Kalaksa BPBD Badung yang diwakili Penata Penganggulangan Bencana Ahli Madya Ir. I Wayan Netra Sekretaris Lurah Tanjung Benoa, I Nyoman Aditya Bharatha Nada, Ketua Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Tanjung Benoa, Dr. I Wayan Deddy Sumantra serta pihak terkait. (ana)