PANTAUBALI.COM – Obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.
Faktor risiko obesitas tidak hanya berasal dari satu penyebab, melainkan kombinasi dari berbagai faktor yang saling berkaitan.
Dilansir dari halodoc, berikut adalah sejumlah faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami obesitas:
1. Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap obesitas.
Beberapa orang mungkin mewarisi gen yang memengaruhi metabolisme tubuh, penyimpanan lemak, dan distribusi lemak di tubuh.
Meskipun faktor genetik dapat memberikan predisposisi, gaya hidup tetap memiliki peran besar dalam pengembangan obesitas.
2. Gaya hidup dan aktivitas fisik
Gaya hidup yang tidak aktif adalah salah satu faktor risiko utama obesitas. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi. Dimana jumlah kalori yang dikonsumsi lebih besar daripada yang dibakar.
Gaya hidup yang sibuk dan penggunaan teknologi yang semakin meningkat juga berkontribusi pada penurunan aktivitas fisik.
3. Diet tidak sehat
Pola makan yang tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, serta rendah serat dan nutrisi penting lainnya dapat meningkatkan risiko obesitas.
Konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan berkalori tinggi sering kali menjadi penyebab utama peningkatan berat badan.
4. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal juga dapat memengaruhi risiko obesitas. Tinggal di daerah dengan keterbatasan akses ke makanan sehat, seperti sayuran segar, buah-buahan, dan produk biji-bijian, dapat membuat orang lebih sulit menjaga pola makan yang seimbang.
Sebaliknya, akses mudah ke makanan cepat saji dan makanan olahan yang tinggi kalori dapat meningkatkan risiko obesitas.
5. Masalah medis tertentu
Beberapa kondisi medis, seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan sindrom Cushing, dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid dan pil KB, juga dapat mempengaruhi penambahan berat badan.
6. Faktor psikologis
Depresi dan stres emosional sering kali dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat dan kebiasaan makan berlebihan.
Beberapa orang mungkin beralih ke makanan sebagai mekanisme pelampiasan emosional, yang dapat mengarah pada peningkatan berat badan.
Selain itu, gangguan tidur juga dapat berkontribusi pada obesitas, karena kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan.
7. Berhenti merokok
Meskipun berhenti merokok memiliki banyak manfaat kesehatan, beberapa orang mengalami kenaikan berat badan setelah berhenti merokok.
Hal ini dapat terjadi karena perubahan metabolisme dan peningkatan nafsu makan sebagai pengganti kebiasaan merokok.