Kenali Dampak “Emotional Eating’, Faktor Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Ilustrasi makanan berlebih akibat stres. (Foto:CNN)
Ilustrasi makanan berlebih akibat stres. (Foto:CNN)

PANTAUBALI.COMEmotional Eating merupakan kondisi seseorang yang mengonsumsi makanan secara berlebih sebagai respons terhadap emosi negatif seperti stres, sedih, cemas, atau bosan.

Jika berlangsung secara terus menerus, kebiasaan ini dapat berdampak pada gangguan pola makan dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas.

Untuk menangani emotional eating penting untuk memahami penyebabnya dan menerapkan strategi yang tepat.

Berikut beberapa faktor penyebab beserta cara mengatasi emotional eating, dilansir dari situs Halodoc.

1. Stres emosional

Makanan sering memberikan kenyamanan sementara yang dapat mengurangi stres. Namun tidak bisa mengatasi masalah emosional yang sebenarnya.

Oleh karena itu, mencari cara lain untuk mengelola emosi seperti meditasi, olahraga, atau terapi sangat penting.

Baca Juga:  7 Pilihan Camilan Sehat yang Aman untuk Pengidap Diabetes

2. Kondisi lingkungan

Lingkungan yang mendorong penggunaan makanan sebagai kenyamanan atau penghargaan dapat meningkatkan risiko emotional eating.

Jika orang di sekitar sering menggunakan makanan untuk merayakan atau mengatasi stres, kebiasaan ini bisa tertular.

Maka, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pola makan sehat.

3. Kurangnya keterampilan koping

Koping merupakan cara keterampilan seseorang dalam menghadapi atau mengatasi stres, tekanan, dan emosi negatif.

Tanpa keterampilan koping yang efektif, makan dapat menjadi solusi cepat untuk mengatasi emosi negatif. Namun, ini hanya memberikan kelegaan sementara.

Baca Juga:  5 Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan Tubuh, dari Turunkan Berat Badan hingga Sehatkan Kulit

Mempelajari strategi koping yang sehat, seperti berbicara dengan orang yang dipercaya, menulis jurnal atau meluangkan waktu untuk diri sendiri, dapat membantu.

4. Rasa lapar emosional

Seseorang sering kali tidak dapat membedakan antara lapar fisik dan lapar emosional.

Saat merasa bosan, kesepian, atau sedih, mereka mungkin mengira itu lapar. Dengan lebih sadar terhadap perasaan ini, makan emosional dapat dihindari.

Sebelum makan, tanyakan pada diri sendiri apakah rasa lapar tersebut berasal dari fisik atau emosional.

Baca Juga:  7 Pilihan Camilan Sehat yang Aman untuk Pengidap Diabetes

5. Mengembangkan kebiasaan makan sehat

Mengembangkan kebiasaan makan sehat sangat penting untuk mengatasi emotional eating emosional.

Ini termasuk mengonsumsi makanan seimbang, menghindari makan berlebihan, dan menjaga pola makan yang teratur. Artikel terkait pola makan sehat dapat membantu dalam menerapkan kebiasaan ini.

Kesadaran diri adalah kunci utama untuk mengendalikan makan emosional. Dengan memahami penyebabnya dan mengambil langkah yang tepat, kamu dapat mengatasi kebiasaan ini.

Mengatasi makan emosional memang membutuhkan kesabaran dan disiplin. Jika kesulitan, mencari bantuan profesional seperti psikolog atau ahli gizi dapat sangat membantu dalam menemukan solusi yang tepat.