PANTAUBALI.COM, BADUNG – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) bekerja sama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung (Diskerpus Badung) mengadakan acara Gerakan Indonesia Membaca (GIM) di Kabupaten Badung, Rabu (10/7/2024).
Bertempat di Hotel Aston Denpasar, program ini dinamakan Sepekan1Buku yang bertujuan untuk mempromosikan kebiasaan membaca di masyarakat, melalui kampanye yang mendorong siswa membaca satu buku per minggu dan mengikuti lomba resensi dalam bentuk tulisan atau video yang kemudian diunggah di media sosial dan situs resmi Gerakan Indonesia Membaca PNRI.
Dalam sambutannya, Asisten Administrasi Umum Setda Badung Cokorda Raka Darmawan, yang mewakili Bupati Badung menekankan, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dan membaca.
Serta menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Badung dalam memanfaatkan sumber bacaan dan melibatkan masyarakat dalam kampanye literasi.
“Dengan membaca satu buku dalam seminggu dan meresensinya, serta mengikuti tantangan 21 hari membaca nyaring, diharapkan kebiasaan membaca dapat terbentuk sehingga menjadi kebutuhan individu dan masyarakat Kabupaten Badung,” terangnya.
Pada hari pertama acara, diadakan gelar wicara dengan tiga narasumber, yaitu Bapak Astawa dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Badung, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas, Nurhadisaputra, dan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, Ni Wayan Kristiani.
Selanjutnya, Ni Wayan Kristiani menyampaikan bahwa acara ini melibatkan siswa dari berbagai jenjang pendidikan, guru, pegawai, pegiat literasi, dan pustakawan di Kabupaten Badung.
“Selama tiga hari akan diadakan bimbingan teknis terkait program Sepekan1Buku, yang merupakan hasil kerjasama dengan Perpustakaan Nasional,” paparnya.
Menurut Ni Wayan Kristiani, sesuai dengan amanat undang-undang perpustakaan dan undang-undang pendidikan, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan membaca: peran keluarga melalui orang tua, peran sekolah melalui guru, dan peran masyarakat.
“Kami berharap sinergi ini akan menjadikan membaca sebagai kebiasaan mendasar bagi anak-anak. Kami mendorong mereka untuk rajin membaca baik buku konvensional maupun digital karena sumber ilmu ada di buku,” ujarnya. (jas)