PANTAUBALI.COM, TABANAN – RSUD Tabanan akan segera menyediakan layanan Catheterization Laboratory (Cathlab) untuk pengobatan jantung. Layanan ini rencananya mulai difungsikannya pada tahun 2025 mendatang.
Direktur RSUD Tabanan dr. I Gede Sudiarta mengatakan, alat cathlab diperoleh melalui bantuan dari pemerintah pusat. Namun, pemerintah daerah diinstruksikan untuk menyiapkan gedung.
Termasuk perlengkapan sarana dan prasarana, pemasangan kaca timbal yang mirip dengan penyediaan radiologi, menjadi tanggung jawab RSUD Tabanan.
“Kebetulan gedung yang digunakan memang sudah direncanakan untuk pembangunan, jadi kami menggunakan gedung yang ada dan memodifikasinya dengan dana operasional rumah sakit yang telah disediakan,” ujarnya.
Sudiarta menjelaskan, fungsi cathlab ini adalah untuk intervensi kardiofaskuler atau pengobatan penyakit jantung, terutama untuk pasien yang mengalami serangan jantung dan penyumbatan pembuluh darah yang memerlukan pemasangan ring jantung.
Namun, di rumah sakit daerah tipe B seperti RSUD Tabanan, hanya diizinkan untuk tahap grade 1 dan 2 atau pemasangan ring 1 dan 2. Jika lebih dari itu, harus dirujuk ke rumah sakit tipe A seperti RSU Prof Ngoerah Denpasar (Sanglah).
“Selain itu, cathlap juga bisa digunakan untuk pelayanan stroke untuk neuro intervensi pada pasien yang diduga stroke,” lanjutnya.
Bantuan alat cathlap ini sebenarnya sempat tertunda pada tahun 2022 hingga 2023 karena tidak ada anggaran untuk pembangunan gedung.
Namun, tahun ini anggaran sudah tersedia dan bisa direalisasikan. Penyediaan layanan cathlap ini juga merupakan salah satu program prioritas pemerintah pusat yaitu KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, Urologi).
“Untuk alat urologi di RSUD Tabanan sudah lengkap seperti CT scan,” ujar dr. Sudiarta.
Alat cathlap direncanakan masuk pada November tahun ini dari Kementerian Kesehatan. Namun, layanan ini akan disesuaikan dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) khususnya dokter spesialis.
“Pendidikan dokter memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk pendidikan intervensi jantung. Sedangkan untuk dokter syaraf masih kami carikan. Kami harapkan secepatnya, karena alat yang diberikan oleh pemerintah pusat harus segera difungsikan. Mudah-mudahan tahun 2025 sudah bisa beroperasi,” katanya.
Sudiarta juga menekankan pentingnya layanan ini karena penyakit jantung merupakan penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat, dengan rata-rata 100 orang per hari dan 10-15 orang per bulan memerlukan tindakan intervensi.
RSUD Tabanan akan bergabung dengan rumah sakit kabupaten lainnya yang sudah memiliki cathlap seperti Gianyar dan Singaraja.
“Tahun lalu, bantuan alat cathlap sebenarnya sudah ada di Tabanan, namun harus digeser ke RSUD Singaraja,” tambahnya. (ana)