Momen Hari Raya Idul Adha, Warga LDII Tabanan Ngejot Gulai Kambing

Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tabanan Ngejot Gulai Kambing saat Hari Raya Idul Adha Senin (17/6/2024).
Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tabanan Ngejot Gulai Kambing saat Hari Raya Idul Adha Senin (17/6/2024).

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tabanan melakukan tradisi Ngejot saat perayaan Idul Adha 1445 H tahun 2024, Senin (17/6/2024).

Setelah melakukan Shalat Eid, warga LDII memotong hewan kurban berupa 6 ekor sapi dan 14 ekor kambing.

Kemudian, warga langsung mengolah daging hewan kurban tersebut tersebut menjadi beberapa jenis masakan, salah satunya adalah gulai kambing.

Warga LDII lantas Ngejot atau membagikan gulai kambing kepada umat Hindu dan umat agama lain yang ada di sekitar Gedung Sekretariat DPD LDII Tabanan.

Wakil Ketua I DPD LDII Tabanan H. Mariyono didampingi Wakil Ketua II Imam Kambali, mengatakan, tradisi Ngejot ini sudah dilakukan oleh Warga LDII sejak 30 tahun lalu.

Baca Juga:  Dua Truk Fuso Terlibat Kecelakaan di Jalur Denpasar-Gilimanuk, Satu Orang Tewas

“Inilah cara kami di Tabanan menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Jadi, daging kambing sengaja kami masak gulai agar saudara kami umat Hindu bisa menikmatinya langsung,” ujarnya.

H. Mariyono mengatakan, alasan dipilih daging kambing yang dimasak dan dibagikan kepada Umat Hindu karena beberapa umat Hindu yang tidak bisa memakan daging sapi.

Baca Juga:  Bupati Tabanan Resmikan Gedung Aruna RSU Wisma Prasanthi

“Kami berharap semua umat Hindu yang ada di sekitar lokasi bisa menikmati Jotan dari warga LDII pada momen perayaan Idul Adha 2024,” ucapnya.

Sementara itu, Imam Kambali menyebut, warga LDII juga membagikan daging sapi kepada sesama umat Muslim dan umat Katolik di Tabanan.

Salah satunya diberikan kepada pengurus di Gereja Immaculata Tabanan yang letaknya tidak jauh dari Gedung DPD LDII Tabanan.

Baca Juga:  Semarak Pembukaan HUT Ke-531 Kota Singasana Tabanan

Daging yang dibagikan kepada warga atau umat lain ditaruh dalam besek atau kotak yang terbuat dari anyaman bambu.

“Kami sudah menggunakan besek sejak lima tahun ini. Di dalam besek kami alasi daun pisang, sehingga kami meminimalkan pemakaian sampah plastik,” tambahnya. (ana)