PANTAUBALI.COM, TABANAN – Rangkaian Karya Panca Wali Krama, Padudusan Agung, Manawa Ratna, Mamungkah, Melaspas lan Ngenteg Linggih di Padmasana Kantor Bupati Tabanan berakhir pada Rabu (8/2/2024).
Sebagai rangkaiannya, Pemerintah Kabupaten Tabanan gelar persembahyangan Tugtug Bulan Pitung Dina, 42 hari usai berlangsungnya puncak acara Karya Agung yang jatuh pada 27 Desember 2023 lalu.
Hadir dalam persembahyangan pagi itu, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya,S.E.,M.M, bersama istri, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, juga Wakil Bupati beserta istri, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda beserta Istri, Para Asisten, Jajaran Pimpinan OPD, Camat dan seluruh Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama Pemangku dan Prawartaka Karya yang nampak antusias mengikuti jalannya upacara yang jatuh pada Buda Wage Warigadean tersebut.
Suasana penuh kekeluargaan dan kekompakan serta khidmat memenuhi Parhyangan Kantor Bupati Tabanan dalam persembahyangan bersama yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Sukawati Manuaba Geria Taman Sari Tabanan, dengan diiringi alunan Beleganjur oleh Sekaa Gong Jayaning Singgasana menambah sakral kegiatan.
Melalui sambrama wacananya, Bupati Sanjaya ungkapkan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam rangkaian Karya Agung tersebut, dimulai dari para Sulinggih, Para Pemangku hingga seluruh staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, yang hingga hari ini tetap semangat ngayah mewujudkan kelancaran karya yang memiliki konteks karya kita bersama.
“Mudah-mudahan niki tetap berlanjut semangat dan kekompakannya, belum pernah kita lihat acara sebaik ini dan pelaksanaannya juga tidak pernah titiang lihat sebagus ini. Upacara karya agung yang telah kita laksanakan bersama penuh dengan sukacita, karya yang telah kita laksanakan ini adalah karya yang memiliki konteks karya kita bersama,” ujar Sanjaya.
Kembali pimpinan kebanggaan Tabanan mengingatkan nilai historis Kantor Bupati Tabanan yang mana kurang lebih 50 tahun yang lalu, dalam masa kepemimpinan Bupati Tabanan periode 1973-1979 yaitu Bapak Wayan Staat Darmanaba, pernah melakukan terobosan penting, yaitu memindahkan Kantor Bupati Tabanan, yang semula berlokasi di sebelah barat pasar tua Tabanan ke alun-alun timur kota Tabanan, tepat di sebelah selatan RSUD Tabanan.
Proses pembangunan itu sendiri sudah dimulai dari tahun 1975 dan sepanjang catatan yang ada belum pernah dilaksanakan upacara ritual dalam bentuk penyucian berskala besar terkait dengan lokasi Kantor Bupati saat ini.
“Jika ditarik benang merah dengan kepercayaan kita sebagai orang Bali yang beragama Hindu, maka menjadi masuk akal bahwa cukup banyak kejadian bersifat negatif yang telah terjadi di lingkungan Pemkab Tabanan akibat begitu lamanya kita tidak pernah melakukan ritual penyucian. Atas bimbingan dan petunjuk orang-orang yang kita sucikan, maka diperoleh petunjuk untuk ngewangun karya agung demi kebaikan kita bersama,” imbuh Sanjaya.
Upacara Karya Agung ini yang secara filosofis pada dasarnya berfokus hal penting yaitu upacara Tawur Panca Wali Krama dengan carunya yang termasuk upacara Bhuta Yadnya, dan upacara Mamungkah, Melaspas dan Ngenteg Linggih yang termasuk upacara Dewa Yadnya yang dimaknai, bahwa ketika bumi sudah disucikan melalui tawur, kemudian Beliau di stanakan melalui upacara Ngenteg Linggih.
Maka titik akhirnya yaitu bagaimana atas berkah Beliau kita selaku manusianya juga memiliki pemikiran jernih dan hati yang bersih. inilah konsep Tri Hita Karana yang sejatinya, dimana hubungan tuhan, lingkungan dan manusia bisa selaras kembali.
“Untuk itulah, perlu saya tegaskan kembali, bahwa ini semua adalah upaya kita bersama, sehingga sangat masuk akal untuk membangun kesadaran kolektif, bahwa karya ini bukanlah keinginan Bupati Tabanan semata, atau milik pegawai semata, tetapi ini adalah karya seluruh masyarakat Kabupaten Tabanan, dimana semua stakeholder bisa mengambil peran dan porsinya masing-masing,” tegas pimpinan nomor satu di Kabupaten Tabanan tersebut. (rls)