PANTAUBALI.COM, TABANAN – Harga biji kakau tingkat petani di Bali saat ini mencapai Rp55 ribu per kilogram. Bahkan untuk kualitas premium harganya bisa tembus Rp90 ribu per kilogram.
Harga tersebut tergolong tinggi dibandingkan sebelum Pandemi Covid-19 yang berkisar di angka Rp25 ribu hingga Rp28 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di seluruh dunia.
Owner Cau Coklat Internasional I Wayan Alit Artha Wiguna mengatakan, kenaikan harga yang terjadi dikarenakan naiknya harga kakao dunia akibat jumlah produksi yang menurun.
“Tingginya harga kakao di Bali juga disebabkan hasil produksi yang menurun pada tahun 2023 ini,” jelasnya, Jumat (22/9/2023).
Dia menjelaskan, penurunan produksi biji kakao khususnya Bali disebabkan oleh faktor iklim dan kualitas pohon kakao yang tidak terawat sehingga buah yang dihasilkan tidak maksimal.
“Sementara untuk penurunan produksi kakao dunia karena adanya perang Rusia dan Ukraina, sehingga pasokan pupuk ke beberapa negara penghasil kakao dunia, seperti Afrika dan Pantai Gading menurun,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan produksi, pihaknya memasok biji kakao di sejumlah kelompok petani di Kecamatan Marga, Kerambitan dan Selemadeg Timur.
“Kami juga memasok kakao dari Kabupaten Jembrana karena hasil panen di Tabanan belum mampu memenuhi permintaan produksi,” imbuhnya. (ana)