Pasca Pandemi, Sejumlah Desa Wisata dan DTW di Tabanan Belum Berkembang

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan Anak Agung Ngurah Agung Satria Tenaya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan Anak Agung Ngurah Agung Satria Tenaya.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan mencatat destinasi pariwisata baik itu Daya Tarik Wisata (DTW) maupun Desa Wisata di Tabanan secara keseluruhan belum bisa berjalan optimal pasca pandemi Covid-19.

Berdasarkan data, dari 25 DTW yang ada di Tabanan, hanya ada 4 yang tergolong maju yakni DTW Tanah Lot, Jatiluwih, Ulun Danu Beratan dan Kebun Raya Bedugul. Sedangkan, 16 tergolong berkembang dan sisanya mati suri.

Kemudian, dari 28 desa wisata, ada dua yang tergolong maju yakni Desa Wisata Pinge dan Desa Wisata Jatiluwih. 14 tergolong berkembang dan 10 rintisan.

Baca Juga:  Dua Aksi Pencurian Modus Pecah Kaca Mobil Terjadi Bypass Soekarno Tabanan

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan Anak Agung Ngurah Agung Satria Tenaya mengatakan, penyebab tidak optimalnya kedua destinasi pariwisata tersebut yakni jumlah kunjungan wisatawan di Tabanan saat ini masih belum pulih.

“Kunjungan wisata masih dibawah 10 persen dari target yang kami pasang setelah pandemi, sehingga masing-masing destinasi belum bisa membiayai penambahan fasilitas untuk menarik wisatawan,” jelasnya, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga:  Pelinggih Warga Desa Selanbawak Rusak Ditimpa Pohon Tumbang Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang

Bahkan, sedikitnya jumlah kunjungan saat pandemic menyebabkan beberapa desa wisata yang sebelumnya berstatus berkembang turun menjadi rintisan.

“Sekarang pasca pandemi ini desa wisata tersebut mulai diaktifkan kembali agar kembali berstatus berkembang,” ungkap Satria Tenaya.

Dia menyebut, berbagai upaya sudah dilakukan untuk kembali membangkitkan seluruh destinasi tersebut. Diantaranya promosi melalui Website agar wisatawan mengetahui dengan pasti destinasi wisata yang akan dikunjungi.

Peningkatan kualitas SDM pelaku pariwisata dengan pelatihan khususnya Pokdarwis di masing-masing desa wisata.

Baca Juga:  KPU Tabanan Petakan 3 Wilayah Ini Rawan Bencana di Pilkada Serentak 2024

“Seperti beberapa waktu lalu ada pelatihan langsung dari Kementrian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) di Desa Tegal Jadi,” sambungnya.

Selain itu, mendorong optimalisasi teknologi informatika dengan promosi melalui sosial media, kerjasama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) serta travel agent.

“Termasuk salah satu yang saat ini sudah dikenalkan oleh Kemenkraf adalah memanfaatkan VR (video reality),” sambungnya.

Pihaknya pun berharap, promosi melalui teknologi ini bisa berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan. (ana)