Kasus DBD Turun, Masyarakat Diimbau Waspada saat Peralihan Musim

Ilustrasi nyamuk aedes Aegypti penular demam berdarah.
Ilustrasi nyamuk aedes Aegypti penular demam berdarah.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan mencatat kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) mengalami penurunan saat musim kemarau ini.

Berdasarkan data, dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2023 ini tercatat ada 519 kasus DBD. Dengan rincian pada Januari tercatat ada 79 kasus dan Februari mengalami penurunan menjadi 46 kasus.

Selanjutnya, pada Maret mengalami kenaikan menjadi 56 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Kenaikan kembali terjadi pada bulan berikutnya yakni April mencapai 80 kasus dengan satu orang meninggal dunia dan bulan Mei tercatat kasus tertinggi mencapai 97 kasus.

Baca Juga:  Pencarian Hari Ke-6, Lansia Hilang di Tabanan Belum Ditemukan

Namun, kasus mengalami penurunan pada Juni menjadi 75 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Kemudian, terjadi penurunan lagi menjadi 56 kasus pada Juli lalu. Terakhir, periode 1 hingga 29 Agustus ini hanya tercatat 30 kasus.

Koordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tabanan Gede Ngurah Upadana mengatakan, penularan penyakit DBD meningkat ketika memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau sebab perubahan suhu akan mempengaruhi perilaku nyamuk menjadi lebih agresif.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Kepada Seluruh Umat Se-Dharma

“Memang saat peralihan musim kasunya naik. Sedangkan saat musim kemarau cenderung turun,” ujar Koordinator Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tabanan I Made Upadana, Kamis (31/8/2023).

Selain itu, DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ketika nyamuk tersebut menggigit penderita demam berdarah, lalu menggigit orang yang sehat. “Jika tidak ada kasus yang berkembang walaupun nyamuk banyak maka tidak akan terjadi penularan demam berdarah,” imbuh Upadana.

Meskipun terjadi penurunan kasus, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai pencegahan penyebaran DBD terutama di lingkungan tempat tinggal.

Adapun pelaksanaan fogging sebenarnya tidak efektif untuk menekan penyebaran DBD sebab fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa.

Baca Juga:  Lansia di Marga Tabanan Hilang Sejak 4 Hari Belum Ditemukan

“Telur dan jentik nyamuk tidak bisa mati dengan fogging sehingga satu sampai dua minggu lagi akan menjadi nyamuk dewasa. Jadi yang paling efektif adalah pencegahan kembang biak nyamuk dengan PSN,” paparnya. (ana)