Suardika Asal Singaraja Jualan Bendera di Tabanan, Sehari Raup Omset Hingga Rp2 Juta

Wayan Suardika asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, berjualan bendera dan pernak-pernik Hari Kemerdekaan RI di Jalan Bypass Ir. Soekarno, Tabanan, Sabtu (5/7/2023). 
Wayan Suardika asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, berjualan bendera dan pernak-pernik Hari Kemerdekaan RI di Jalan Bypass Ir. Soekarno, Tabanan, Sabtu (5/7/2023). 

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78 tahun, penjual musiman bendera maupun pernak-pernik dengan nuansa merah putih bermunculan di pinggir jalan Bypass Ir. Soekarno, Tabanan.

Seorang penjual, Wayan Suardika (30) asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali mengatakan, dirinya telah berjualan di pinggir jalan Baypass Ir. Soekarno sejak 29 Juli lalu.

“Saya sengaja datang ke Tabanan untuk menjual bendera serta pernak-pernik 17-an,” ujarnya, Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga:  Komisi II DPRD Tabanan Tinjau Kerusakan di SDN 1 Pandak Gede Pasca Longsor

Suardika mengaku, sejak hari pertama jualan barang dagangannya sudah diserbu pembeli yang berasal dari wilayah sekitar dan orang-orang yang kebetulan lewat. Bahkan, dirinya bisa mendapat omset hingga Rp2 juta dalam sehari.

“Sudah ramai dari hari pertama jualan, mungkin karena mereka pasang bendera sekalian dengan penjor. Selain itu, pemerintah juga buat aturan baru wajib pasang bendera saat awal bulan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Diduga Terpeleset Saat Mandi, Nenek 83 Tahun Ditemukan Tewas di Irigasi Subak

Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai petani itu mengatakan, sejak 2010 dirinya telah berjualan di jalan Bypass Ir. Soekarno karena selalu ramai pembeli.

“Dulu ikut kakak jual bendera disini. Tahun 2013 sampai 2021 sempat tidak berjualan karena ada kesibukan lain dan baru tahun lalu mulai jualan lagi,” katanya

Barang dagangan yang dijualnya pun beraneka ragam, seperti bendera segi empat dari ukuran kecil hingga besar, umbul-umbul hingga berbentuk penjor dengan harga Rp8 ribu hingga Rp400 ribu.

“Saya ambil (barang dagangan) dari kakak, kebetulan dia jahit sendiri. Kemudian, ada juga yang beli di toko dan saya jual lagi,” paparnya.

Baca Juga:  Jatiluwih Dinobatkan Sebagai Desa Terbaik Dunia Versi UN Tourism

Sementara untuk tempat tinggal, Suardika mengaku tinggal bersama saudaranya di daerah Gerokgak, Tabanan. “Kadang saya juga di Pasraman, Badung saat ada jadwal sembahyang,” imbuhnya.