433 Kasus DBD Tercatat di Tabanan, 3 Meninggal Dunia

Ilustrasi nyamuk aedes Aegypti penular demam berdarah.
Ilustrasi nyamuk aedes Aegypti penular demam berdarah.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan selama pertengahan 2023 ini. Bahkan, tiga orang dinyatakan meninggal dunia.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Tabanan, pada Januari – Juni 2022 lalu tercatat 366 kasus sedangkan pada 2023 tercatat 433 kasus.

Dengan rincian pada Januari berjumlah 79 kasus, Februari 46 kasus, Maret 56 kasus dengan satu kasus kematian, April 80 kasus dengan satu kasus kematian, Mei 97 kasus, dan terbaru Juni 75 kasus dengan satu kasus kematian.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Hadiri Upacara Peringatan Puputan Margarana Ke-78

Koordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Diskes Tabanan Gede Ngurah Upadana mengatakan, kasus kematian terbaru pada akhir Juni lalu ini menimpa balita usia 3 tahun.

“Pasien sempat mendapat penanganan di RS Puri Bunda Tabanan,” jelasnya, Selasa (11/6/2023).

Sementara itu, Upadana menjelaskan, tingginya kasus DBD ini disebabkan cuaca tidak menentu yang kadang panas dan hujan sehingga mempercepat pertumbuhan vektor DBD yakni nyamuk Aedes Aegypti.

“Selain itu kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan juga masih rendah,” sambungnya.

Baca Juga:  Atlet Petanque Tabanan Raih Medali Emas dan Perak di Kejurnas Junior 2024

Ia menegaskan, penanganan kasus DBD yang terbaik adalah rutin melaksanakan gotong royong pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan tempat tinggal.

Adapun pelaksanaan fogging sebenarnya tidak efektif untuk menekan penyebaran DBD sebab fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa.

“Telur dan jentik nyamuk tidak bisa mati dengan fogging sehingga satu sampai dua minggu lagi akan menjadi nyamuk dewasa,” papar Upadana. (ana)