PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Pawai ogoh-ogoh pada malam pengerupukan diwarnai pengeroyokan disertai penusukan hingga menewaskan I Putu Eka Astina alias Tu Pekak (41).
Peristiwa berdarah itu terjadi di Jalan Veteran, Denpasar, sekitar pukul 21.00 WITA. I Putu Eka Astina mengalami luka tusuk pada dada kanan dan kiri, serta perut. Korban sempat dibawa ke RSUD Wangaya kemudian dirujuk ke RSUP Prof. IGNG Ngoerah Sanglah hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Rabu (23/3/2023) dini hari.
Informasi yang dihimpun, I Putu Eka Astina (40) meregang nyawa seusai dikeroyok dan ditusuk. Mirisnya, peristiwa memilukan itu terjadi di depan istri, Ni Nengah Wikarsini (37) dan anaknya yang masih kecil.
Setelah menerima laporan, Satreskrim Polresta Denpasar meringkus dua orang pelaku berinisial I GSP (30) dan I DGRS (23). Mereka sama-sama asa Banjar Karang Sari, Dangin Puri Kaja.
Menerima laporan, Tim Resmob Satreskrim Polresta Denpasar langsung melakukan penyelidikan dan diperoleh informasi dua orang terduga pelaku.
Mereka akhirnya diamankan di seputaran Jalan Kenyeri, Denpasar.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi saat dikonfirmasi mengatakan dua pelaku sudah diamankan. “Pemeriksaan masih didalami termasuk motif penusukan ini,”ujarnya singkat.
Sementara itu, di rumah duka di Jalan Nangka, Gang Kenari VII Nomor 20, Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara, Kamis (23/3/2023) siang, Ni Nengah Wikarsini menceritakan, ia bersama suami dan anak perempuannya berusia dua tahun sudah berada di TKP menonton pawai ogoh-ogoh.
Kemudian, melintas ogoh-ogoh Desperado hasil kreativitas para pelaku. Tanpa sebab yang jelas, I GSP (30) dan I DGRS (23) memandang korban dengan tatapan tajam dengan melotot.
Korban yang sudah mengenal keduanya awalnya tidak mempedulikan. Namun, pelaku terus memprovokasi korban dengan tatapan tajam.
Tak tahan terus ditatap, Tu Pekak menghampiri dan seketika itu juga korban diserang. Melihat sang suami terjatuh, Wikarsini berteriak dan berlari sambil menggendong anaknya ke tengah kerumunan untuk menolong.
Setelah berdiri, korban memegang uluh hati yang sudah berlumuran darah kemudian dibawa warga ke rumah sakit.
Wikarsini mengaku mengenal kedua pelaku yang sama-sama asal Karangasem. Bahkan, IGSP pernah bekerja sebagai sopir pribadi Tu Pekak saat bisnis di bidang properti.
Wikarsini berharap polisi mengusut kasus ini sampai tuntas dan menangkap pelaku lain yang terlibat dan diganjar hukuman setimpal.
“Dimana hati dan pikiran mereka, suami saya bukan binatang. Apalagi pelaku sudah bawa pisau dari awal, apa mungkin ada unsur perencanaan, untuk apa nonton ogoh-ogoh bawa pisau, kami ingin polisi mengusut tuntas semua pelaku yang ada, termasuk siapa yang menyuruh,” ucapnya. (kom)