DENPASAR – Pantaubali.com – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengajak perempuan yang tergabung dalam Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) bersinergi dan berperan aktif dalam mendukung suksesnya program pembangunan.
Harapan itu disampaikannya pada pengukuhan pengurus DPD FPPI Provinsi Bali yang berlangsung di Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali,Selasa (24/5/2022) petang. Acara pengukuhan juga dihadiri Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster yang duduk sebagai Dewan Penasehat dalam kepengurusan DPD FPPI Bali.
Lebih jauh Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa pengukuhan pengurus merupakan peristiwa penting bagi sebuah organisasi. Ia berharap pengukuhan ini dibarengi dengan konsolidasi dan evaluasi program kerja organisasi agar relevan dengan situasi saat ini. Pada bagian lain, Panglingsir Puri Ubud ini juga memberi penekanan pada tujuan pembentukan organisasi yaitu memberi asas manfaat bagi anggota serta memberi dampak positif bagi lingkungan eksternal. Untuk itu, ia mengharapkan agar FPPI merancang program yang sejalan dengan visi yang saat ini diusung Pemprov yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
Ditambahkan olehnya, visi ini mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia sekala niskala.
Selanjutnya, Guru Besar ISI Denpasar ini menyampaikan sejumlah penekanan terhadap jajaran pengurus FPPI. Pertama, jajaran pengurus FPPI hendaknya menyadari bahwa pembentukan sebuah organisasi kemasyarakatan bertujuan membantu masyarakat yang terpinggirkan atau termajinalisasi oleh suatu kondisi sosial dan budaya masyarakat maupun adanya kebijakan yang kurang tepat khususnya bagi kaum perempuan dan anak-anak. Ia lantas mencontohkan keberadaan perempuan dan anak yang menggelandang dan mengemis di sejumlah perempatan jalan.
Menyikapi persoalan ini, FPPI diminta memetakan dan mencari penyebab masih adanya gepeng (gelandangan pengemis) perempuan dan anak. Dengan demikian, bisa diambil langkah yang tepat untuk mengatasi persoalan ini.
Kedua, FPPI diminta menetapkan strategi dalam pemberdayaan perempuan.
“Yang harus diingat, tujuan dari pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan dan kemandirian kaum perempuan baik sebagai diri pribadi, anggota keluarga, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,”ujarnya.
Menurutnya, aspek pemberdayaan perempuan memiliki bidang yang sangat luas menyangkut aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, spiritual, kesehatan, hukum dan sebagainya.
“Tentu tidak semua aspek bisa kita berdayakan. Oleh karena itu FPPI bisa memilih salah satu atau beberapa aspek sesuai dengan visi dan misi organisasi sehingga lebih fokus dalam bekerja dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya atau resources yang dimiliki organisasi,” terangnya.
Selanjutnya, sebagai sebuah organisasi, FPPI diingatkan jangan hanya sebagai penonton atau penikmat hasil-hasil pembangunan, tetapi harus mampu mengambil peran aktif.
Pada bagian lain, Wagub Cok Ace juga menyinggung pandemi Covid-19 yang juga berdampak bagi kaum perempuan. FPPI diharapkan memprioritaskan kegiatan untuk pemberdayaan perempuan sehingga mereka mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi, bukan saja dalam bentuk bantuan sosial tetapi juga menjadikan kaum perempuan memiliki daya ungkit sendiri untuk keluar dari kesulitan ekonomi secara mandiri atau berkelompok.
Acara pengukuhan diisi dengan penyerahan bantuan bagi perempuan dan anak-anak kurang mampu serta dilanjutkan dengan peragaan busana jajaran pengurus FPPI. Pengukuhan pengurus dilakukan Ketua DPD FPPI Bali Ni Made Rahayuni yang ditandai dengan penyematan pin.